naked-travel-540x540Travel

Travel

Cara bikin e-paspor

Akhirnya drama gagal ke luar negeri gara-gara paspor saya sisa 5 bulan 28 hari telah terselesaikan. Saya pun langsung ambil ancang-ancang bikin paspor baru. Sebenernya sih bukan bikin paspor baru tapi perpanjang paspor karena habis masa berlakunya. Setelah browsing sana-sini, saya baru tau kalau sekarang ada jenis paspor baru yang lebih canggih, yaitu e-paspor.

E-paspor atau paspor elektronik ini memiliki chip yang dapat dibaca auto gate sebagian bandara sehingga kita nggak usah antri lagi di loket imigrasi bandara dan tidak perlu dicap sama petugasnya. Perlu diketahui, paspor lama bisa juga pake auto gate, tapi harus mendaftar dulu. Untuk saya sih ini sangat membantu karena dengan frekuensi perjalanan ke luar negeri yang cukup tinggi, cap imigrasi bikin halaman paspor cepat habis. Sebagian besar negara di dunia, terutama negara maju, sudah pakai sistem e-paspor sejak lama dengan tujuan untuk keamanan dan anti pemalsuan. Kabar baiknya lagi, katanya mulai 2015 visa ke Jepang bisa gratis asal punya e-paspor ini. Siapa tahu negara-negara lain juga memberlakukannya. Menarik bukan?

Berikut cara bikin e-paspor sendiri:

continue reading

Travel

Gagal ke Myanmar

Ingat September 2014 lalu Bentang Pustaka ngadain undian Free Trip bareng saya sambil nobar timnas sepak bola U-19 yang bertanding Piala AFF ke Myanmar? Syaratnya cuman ngumpulin struk pembelian buku-buku The Naked Traveler apapun. Pada 25 September 2014 pengundian dilakukan oleh saya pada saat launching buku #TNTrtw di Togamas, Yogyakarta. Pemenangnya adalah @FathurIrham dan @sisca_lustia. #TriniTrip ini juga akan ditemani oleh pihak promosi Bentang Pustaka, Ditta. Tentu saya hepi berat, karena saya lagi butuh “pelarian” setelah ibu saya meninggal dunia bulan yang lalu. Apalagi saya belum pernah ke Myanmar!

Penerbangan kami ke Yangon naik Malaysia Airlines (MH) jam 4.40 pada 10 Oktober 2014. Kami berempat berkumpul di Bandara Soekarno-Hatta jam 2.00 pagi. Saya sampe belum tidur karena takut bablas.

Saat check in di konter MH, tiba-tiba si mbak petugas mukanya berubah lalu berkata, “Mau ke Myanmar? Visanya mana?”

“Hah? Visa apaan, mbak? Kan WNI bebas visa ke sana!” jawab saya.

continue reading

Travel

Jamaika = rambut rasta + cimeng?

Apakah benar Jamaika itu isinya orang-orang berambut rasta dan tukang nyimeng semua? Itulah bayangan orang pada umumnya tentang Jamaika. Termasuk saya. Makanya saya seneng banget traveling, karena bisa membuktikan bahwa anggapan umum tentang sesuatu itu cialis 5mg benar atau tidak. Indahnya traveling ya gitu, rasanya seperti ke sekolah tanpa ada guru yang meneror.

Berikut adalah beberapa mitos dan faktanya:

Semua orang berambut rasta

Sering orang menyebut rambut panjang gimbal itu sebagai “rambut rasta”. Padahal rasta itu adalah singkatan dari Rastafari dan itu adalah kepercayaan sebagian orang Jamaika. Dalam bahasa Inggris model rambut gimbal itu disebut dreadlock, bukan rasta.  Orang Jamaika menyebutnya dreadlock juga atau natty dread. Kenyataannya, di Jamaika yang berambut gimbal sedikit, bahkan kurang dari setengah dari penduduknya.

Yang berambut gimbal pun umumnya cowok. Rambut gimbal ini milik segala umur, namun tidak semua rambut bisa gimbal. Hanya yang pure dan memiliki rambut kasar dan ngembang yang bisa digimbal. Martin, satpam hostel di Negril, bilang waktu kecil rambutnya berdiri dan besar, makanya rajin dipilin sehingga membentuk dreadlock. Tanpa jenis rambut begitu, seseorang memerlukan wax untuk membentuknya dan setengah mati bikinnya. Kalau Martin sih didiemin aja rambutnya akan begitu terus, rambut yang tumbuh langsung otomatis ikut terpilin. Topi rajut yang besar itu kadang digunakan untuk menutup kepala beserta pilinan rambut yang kalo diuwel-uwel kayak ular. Lucunya, ada tetangga hostel seorang kakek-kakek yang rambutnya putih semua… tapi gimbal! Jadi, dreadlock uban itu eksis, saudara-saudara! Hahaha!

continue reading

Travel

There’s Nothing Like Australia (2)


Kelar di New South Wales, saya dan @vjdaniel jalan-jalan lagi ke state lain yaitu Queensland – tepatnya di daerah Gold Coast. Dari Sydney kami terbang dulu naik pesawat ke Brisbane selama 1,5 jam, and the adventure continues…

Dreamworld

Dreamworld adalah theme park terbesar di Australia dengan luas 85 hektar atau 9 kali lipat lebih luas daripada Dufan. Selain terdapat 40 wahana, ternyata ada juga museum budaya Aborigin dan kebun binatang. Cukup gempor mengunjungi seluruhnya, maka sebagai penggemar extreme rides, saya langsung fokus naik roller coaster yang paling serem aja. Dimulai dari naik Mc Doohan’s Motocoaster (naik replika motor 500 cc lalu ngebut muter-muter pada kecepatan 72 km/jam), Tower of Terror II (kecepatan 161 km/jam yang berjalan mundur vertikal 100 m dan jatuh lagi!), Giant Drop (World’s Tallest Vertical Drop Ride yang dijatuhkan dari menara setinggi 119 m!) dan terakhir BuzzSaw (roller coaster dengan track berbentuk hati setinggi 46,2 m dan berjalan maju-mundur-berputar!). Gila, jantung rasanya mau copot!

continue reading

Travel

There’s Nothing Like Australia

Sunset from Sydney Tower (taken by Acer Liquid E3)

Pernah kah mengulang traveling ke suatu tempat? Saya sih sering, dan biasanya kunjungan selanjutnya harus melakukan hal baru. Seperti bulan lalu ke Australia. Sebenarnya saya sudah pernah ke sana, tapi saat diajak traveling bareng Dwidaya Tour dan Tourism Australia saya bikin persyaratan: tempat-tempat dan aktivitasnya harus baru. Tambah serunya lagi, si ganteng @vjdaniel ikutan jalan bareng! Asiiiik!

Ini dia tempat-tempat dan aktivitas serunya di New South Wales (NSW), state di pantai Timur Australia:

continue reading