by Maria Wardhani*
Baru-baru ini, tanpa direncanakan, aku dan Ney berniat sedikit ber-adventure. Pinginnya cari pantai yang pasirnya putih, tidak begitu banyak pengunjung, dengan jarak tempuh bolak-balik satu hari dari Surabaya. Berbekal tanya kanan kiri, dapat satu rekomendasi pantai Sipelot yang katanya asyik buat berenang dan sepi. “Masuknya dari jalan besar juga nggak jauh-jauh amat,” begitu promosi temannya Ney. Dari kota Malang, katanya hanya berjarak tempuh satu jam. Satu jam berlalu, mulailah kami menyusuri jalan yang hanya cukup untuk satu mobil pas. Pemandangannya lumayan keren, banyak pohon berbukit-bukit dan kabut sudah mulai turun sehingga berkesan romantis. Terbuai pemandangan itu, kami baru menyadari bahwa sudah sekitar satu jam kami jalan dari jalan besar tadi, tapi bukit-bukit di depan kami masih tidak terhitung banyaknya. Jangankan deburan ombak, pohon-pohon besar dan tonjolan bukit masih terlihat. Tidak terhitung berapa kali kami naik turun bukit. Setelah merasa kelamaan di jalan, aku mencoba memastikan bahwa kami tidak salah jalan. Si mas supir membenarkan bahwa kami tidak salah jalan. “Masih lumayan, tapi tinggal lurus saja ikuti jalan ini nanti sampai ke pantai,” katanya.