By Rini Raharjanti*

Siang bolong yang panas itu, segera setelah sampai di Vientiane saya langsung mencari informasi bus malam menuju Luang Prabang. Karena waktu liburan yang singkat makanya saya maksa berangkat malem-malem supaya bisa tidur di bus. Selain irit waktu, kita juga irit duit guesthouse. Menurut rekomendasi Lonely Planet, lebih baik naik van daripada bus karena lebih nyaman dan perjalanan yang harusnya ditempuh 12 jam bisa jadi 10 jam. Akhirnya saya memutuskan untuk naik van walaupun harganya $9 lebih mahal dari harga bus VIP. Di travel agent terpampang foto cantik van yang akan membawa saya ke Luang Prabang. Saya senyum sumringah karena bakal tidur di jok kursi van yang empuk.
Setelah makan siang dan berjalan-jalan sekitar kota, saya menuju meeting point dimana van menuju Luang Prabang akan menjemput saya. Tidak lama menunggu, sebuah mobil pick up lengkap dengan jeruji besi di kedua sisi berhenti di depan hidung saya. Pak Supir keluar dari mobil dan bertanya “Luang Prabang?”. Saya BENGONG. Sempet bolot beberapa saat ngebayangin bakalan naik mobil pick up buat ngangkut sapi ke Luang Prabang selama 12 jam! ALAMAK! Saya cuman mengangguk perlahan memandang nelangsa penuh derita nestapa. Dengan bahasa Inggris patah-patah pak supir bilang “Don’t worry, I will only take you to bus station. You will move to a nice van there.” OALAAHHH..mendengarnya lega sekali serasa diguyur air syurga! Dengan senyum lebar saya naik mobil pick up dan menuju terminal bus.