Prahara “Niru Traveler”

Saya adalah Trinity, pencipta/pemilik/penulis blog/buku seri berjudul “The Naked Traveler”, atau disebut juga “Naked Traveler” sejak tahun 2005. Sekitar dua bulan yang lalu saat saya sedang #TNTrtw di luar negeri, sebagian follower Twitter @TrinityTraveler bertanya apakah program/iklan Telkomsel yang bernama “Nekad Traveler” itu adalah bikinan saya. Awalnya saya tidak ambil pusing, namun ketika saya kembali ke Indonesia dan melihat program/iklan tersebut, saya merasa sangat terganggu!

Masalahnya program/iklan Telkomsel yang dinamai “Nekad Traveler” yang juga ditayangkan di TransTV setiap Sabtu jam 08.00 WIB itu sangat mirip dengan nama produk yang telah saya gunakan pada blog naked-traveler.com dan 5 buku berjudul “The Naked Traveler”! Secara konsisten nama “The Naked Traveler” juga saya gunakan di social media (antara lain Facebook, Twitter, YouTube, Instagram), dalam berbagai talk show/seminar, artikel/program di berbagai media (majalah, koran, spanduk, baliho, radio, situs web, TV), bahkan di TransTV sendiri (antara lain pada acara D’Show dan Ceriwis sebagai bintang tamu). Untuk perusahaan seprofesional Telkomsel yang sudah pasti didukung dana dan tim kreatif yang hebat, masa iya membuat marketing campaign dengan cara meniru nama produk lain yang sudah eksis?

Mengapa saya berpikir bahwa Telkomsel meniru nama produk saya:
[1] Telkomsel menggunakan nama, font, dan warna yang mirip dengan cover buku-buku saya .
[2] Sama-sama berhubungan dengan jalan-jalan atau travel, juga internet. Kalau nama mirip tapi produknya sendal, ya beda cerita.
[3] Saya menggunakan nama “The Naked Traveler” karena “naked” merupakan “plesetan” dari kata “nekad”. Silakan cek di Wikipedia dan berbagai artikel lainnya, sebagian besar pembaca/follower saya sudah paham akan hal itu. Tapi justru dari nama plesetan saya, diplesetkan lagi oleh Telkomsel.
[4] Saya sengaja menggunakan kata “traveler” dengan huruf “l” hanya satu, supaya berbeda dari sebagian besar orang yang menulis “traveller” dengan huruf “l” dua. Jadi kalau tidak niat meniru, kemungkinan besar jadi “traveller”.
[5] Bila sebelumnya meng-google kata “nekad traveler”, maka yang muncul adalah alamat blog saya dan segala hal yang berhubungan dengan saya.
[6] Salah seorang model iklan/host acara “Nekad Traveler” pun sadar-sesadarnya bahwa nama itu mirip nama blog/buku saya. Dia pernah melayangkan protes secara verbal yang dijawab, “Memang itu sengaja plesetan dari Naked Traveler-nya Trinity!” Nah lho!
[7] Advertising agency yang menangani program ini, Leo Burnett, pernah meng-hire saya sebagai buzzer. Jadi tidak mungkin juga mereka tidak tahu.

Saya ini buta hukum, tidak sanggup pula sewa lawyer, tapi secara logika bisa diurai. Sebagian orang akan berpikir bahwa “Naked” dan “Nekad” berbeda. Ya, memang beda huruf dan beda makna. Tapi coba bayangkan apabila ada provider telepon selular atau merek ponsel atau program TV yang lebih buruk yang memakai nama “Telkomsil”, apakah akan diam saja? Telkomsil itu beda lho dengan Telkomsel! Kedua, kalau Telkomsel memang tidak niat meniru nama produk saya, mengapa tidak menggunakan nama lain, misalnya “Pejalan Nekat” atau “Pelancong Tangguh”? Kalau alasan Telkomsel “tidak tahu” ya tidak mungkin, apalagi produk itu mengandalkan internet. Emang nggak browsing dulu? Lalu, apakah isi blog/buku Naked Traveler dengan program Nekad Traveler beda? Ya memang beda, tapi keduanya dalam konteks jalan-jalan dan menggunakan internet. Yang bikin saya tambah sedih adalah, beberapa teman saya di-hire jadi buzzer Nekad Traveler melalui akun Twitter mereka masing-masing! Saya yakin bahwa mereka sadar akan kemiripan nama ini, tapi… ya sudahlah.

Sungguh disayangkan perusahaan sebesar Telkomsel ternyata strategi pemasarannya bak produk KW dengan memlesetkan nama produk/merek yang sudah terkenal agar menjaring konsumen dengan cepat. Kemiripan tersebut menyebabkan kebingungan di dalam masyarakat, dimana mereka berasumsi bahwa program “Nekad Traveler” adalah program jalan-jalan yang dibuat oleh saya. Kasus ini pun ditulis oleh @auliagurdi di sini. Kalau program TV itu bagus dan sesuai dengan kepribadian saya, tentu saya tidak akan sekesal ini. Acara jalan-jalan “Nekad Traveler” yang minta gratisan sana-sini dari Jakarta sampai Komodo kelihatan banget settingan! Imej saya menjadi buruk karena bertolak belakang dengan semangat traveling yang selalu saya tanamkan, yaitu “bekerja-menabung-traveling”.

Saya mengalami kerugian yang sangat besar karena Telkomsel! Saya telah berjuang susah payah membangun “Naked Traveler” selama lebih dari 8 tahun namun didomplengi begitu saja oleh Telkomsel demi kepentingan komersialnya. Siapa yang diuntungkan? Telkomsel! Waktu dan energi saya terbuang sia-sia karena capek menjelaskan bahwa program tiruan itu tidak ada hubungannya dengan saya. Saya kehilangan mood untuk menulis (yang merupakan mata pencaharian utama saya) karena lelah dengan kasus ini.

Dari sisi opportunity cost, bisa jadi saya kehilangan kesempatan untuk mendapatkan kontrak kerja dari produk saingan Telkomsel karena nama tiruan saya menempel dengan Telkomsel. Atau saya kehilangan kesempatan untuk memiliki program sendiri dengan menggunakan nama saya sendiri karena dianggap saya lah yang meniru program Telkomsel. Saya menulis blog ini pun menimbulkan resiko tidak lagi diajak bekerja sama dengan sebagian perusahaan karena malas berurusan dengan seseorang yang sudah “bikin ribut”.

Pada 27 Oktober 2013, saya telah mengirimkan surat keberatan ke cs@telkomsel.co.id dan ke Head of Marketing Communications Postpaid & Broadband Telkomsel (nama dan alamat email sengaja tidak saya cantumkan di sini). Saya ditelepon oleh seorang staf Telkomsel pada 31 Oktober 2013 untuk diajak meeting pada 6 November 2013. Tayangan program Nekad Traveler di TransTV telah habis episodenya pada 2 November 2013, namun iklannya masih tayang.

Hasil dari meeting hari ini: seperti sudah diduga, tim Telkomsel dan Leo Burnett berbicara di area “abu-abu”; mereka tidak mengatakan iya maupun tidak bahwa Nekad Traveler adalah meniru. Langkah selanjutnya masih panjang, masih akan ada meeting-meeting berikutnya sampai ada titik temu. Tapi salah seorang staf yang datang terlambat berkata, “Sebenernya nih, dulu awalnya kita mau bikin program ini pengennya sama Mbak Trinity, tapi Mbak lagi di luar negeri.” Saya duga ia berkata demikian supaya meredam saya, tapi hellooow… udah tau gitu kok dari dulu nggak kulo nuwun ke saya?

Well, silakan Anda menilai sendiri. Saya menulis ini agar jadi pembelajaran bagi kita semua, terutama bagi blogger/penulis. Kalau ada tanggapan atau masukan, silakan komen di bawah ini.

Update as per 15 Nov 2013:
Setelah meeting dengan pihak Telkomsel (yang kali ini ditangani oleh bagian humas korporasi), maka kami sepakat dengan statement ini

341 Comments

  • Anonymous
    November 6, 2013 11:56 pm

    mbak saya mah mau koment kenalan saja sama embak , biar kt bisa berkolaborasi ya siapa tahu membuat ide lg mungkin hehe..

  • zal
    November 6, 2013 11:57 pm

    mbak saya mah mau koment kenalan saja sama embak , biar kt bisa berkolaborasi ya siapa tahu membuat ide lg mungkin hehe..

  • Aiya Lee
    November 7, 2013 12:11 am

    Silakan lawan kalau memang merugikan, mbak. Membangun brand memang tidak gampang, saya juga pernah merasakan bagaimana konsep yang kita buat ditiru mentah-mentah oleh pihak lain sehingga menimbulkan sangsi dari loyal customer kita. Seperti membesarkan anak kandung lalu dijudge orang itu bukan anak kita. Tulisan kali ini memang kental dengan emosi, tapi mudah-mudahan pihak yang sering melakukan kerja sama bisa profesional mana “bikin ribut” dan mana “cari ribut.”

    Salam,
    http://travendom.com

  • Vierda
    November 7, 2013 12:12 am

    well saya sudah curiga sejak awal iklannya ada.
    kok sepertinya ada yang miss ketika mendengar judulnya.
    Kami mendukung kamu mbak Trinity.
    semangat! jangan berhenti menulis dan jalan2 mbak

  • marcellino
    November 7, 2013 12:16 am

    Melihat kasus blog diatas, menurut saya hanya Etika saja, tapi saya coba menanggapi tanggapan diatas mengenai provider Telkomcel dan Telkomsel, kebetulan perusahaan saya lah bikin Video Profile Telkomcel tersebut, untuk Telkomcel itu adalah masih satu Group dengan Telkom Indonesia, Telkomcel itu adalah provider untuk Negara Timor Leste, utk Logonya pun hampi sama dengan Telkomsel sekilas dan juga dominasi warna korporat, karena mereka masih satu Group perusahaan, menurut saya ya sah-sah aja, kita ambil positifnya saja.

  • Aulia
    November 7, 2013 12:24 am

    semoga dengan kasus ini, segenap rejeki dan nama baik bisa kembali dengan seutuhnya pada yang berhak dan pelajaran ini menjadi begitu baik disaat strategi marketing dalam sebuah perusahaan harus menempuh (mungkin) cara-cara yang tidak etis.

    semangat blogging 🙂

  • dbm
    November 7, 2013 12:25 am

    Semoga masakah cepat selesai..

  • nanda devi
    November 7, 2013 12:46 am

    dulu rasanya perusahaan ini juga pernah kasus dg model perempuan yg jadi icon kartunya, udah abis masa kontrak tp ttp ditayangkan,, nah si model perempuan itu layangkan protes dan ke pengadilan,, sy lupa,, hasilnya tp rasanya perusahaan ini di denda bayar sekian ke model tsb,, cekidot deh,, jd rasanya udah agak biasa perusahaan ini agak “nakal”

  • Jajang
    November 7, 2013 12:53 am

    Telkomsel mah parah. Pelanggan setianya aja masih bisa dibohongin. Saya sudah 10 tahun, menjadi pelanggan kartu Hallo. Suatu ketika saya, membaca iklan tentang langganan paket data internet 2 G seharga 80 ribu rupiah, namun belum sebulan saya berlanggan tiba2 ditelp oleh CS Grapari Bogor, kalo paket saya ditolak sistem mereka. Mereka memaksa saya pindah paket data dari 80 ribu ke harga 125 ribu dengab paket 3 atau 4 G (padahal paket data internet kartu AS aja 4 G cuman 60 ribu). Bila saya menolak, paket internet saya dibatalkan… “Gila ga pake kasi kesempatan orang buat mikir, harus saat itu juga saya dipaksa migrasi paket” walaupun sambil marah-marah saya terpaksa ikuti permintaan CS tersebut. Jujur saya merasa dijebak & tertipu oleh Telkomsel. Mengenai kejadian ini saya sudah mengadu ke BRTI, namun sudah beberapa bulan tidak ada respons baik dari telkomsel maupun BRTI. Jadi silahkan simpulkan sendiri. jangankan etika berusaha, arti pelanggan sendiri saja belum mereka pahami sejatinya…
    Salam konsumen Indonesia

  • RNuswantoro
    November 7, 2013 1:26 am

    Telkomshit emang shit… Mahal, licik & curang sm konsumen. Males banget… Tenang T, ekor itu selalu di belakang.

  • andih
    November 7, 2013 1:31 am

    Lanjut Mbak….

    Soal telkomsel nekad itu cuma acara tivi, ada masa bosen dari pemirsa (karena pemirsa pun belajar jadi dewasa dengan konten yang settingan.

    Sementara mbak kan keluar dari batas2 settingan semacam itu.
    Saya juga banyak menulis tentang orang dan kota2 di dunia dimana saya tinggal (at least tiap tahun saya tinggal di satu tempat 6-1 tahun)…. selalu ada pembaca setia yang bikin kita semangat menulis. Soal uang itu juga bukan tujuan utama dari kita berbagi kisah.

    Lanjut mbak.

    Andi
    https://www.facebook.com/andihakim03

  • Anggara
    November 7, 2013 1:37 am

    Menunggu hasil akhir dari meeting panjang dan melelahkan 🙂

  • aswin
    November 7, 2013 4:01 am

    leonardo da vinci membuat karya lukisan monalisa dengan tanda tangannya sendiri pada lukisannya . lalu seseorang pelukis sebut saja si A, membuat lukisan yang sama dengan momodifikasi muka si monalisa hingga menjadi lukisan karikatur lalu menandai dengan tanda tangannya sendiri. meskipun dibuat dengan bahan yang sama dan ada kemiripan di antara keduanya yang membuatnya berbeda adalah tujuan dibuatnya lukisan itu. yang satu memang untuk membuat foto seorang perempuan sehingga orang yang melihatnya jadi berdecak kagum. yang satu lagi untuk kepentingan guyonan sehingga orang yang melihatnya menjadi tersenyum dan tertawa. lukisan karikatur tadi berbasis dari lukisan sebelumnya dengan maksud agar orang yang melihat juga mengingat kembali lukisan sebelumnya yang pernah ada. . ibaratnya lukisan-lukisan ini, (walaupun saya juga bukan penggemar naked traveler ataupun pernah melihat tayangan nekad traveler) saya rasa yang dijual di nekad traveler adalah kualitas sinyal yang dipunyai telkomsel dengan bumbu jalan-jalan. nah kayaknya di naked traveler sendiri juga menjual kualitas jalan-jalan dengan bumbu internet dan buku (media). tujuannya penciptaannya emang kelihatan beda sih. soal plesetan-plesetan sih sah-sah aja menurut saya (IMHO ya) karena tujuannya memang mere-call dari yang diplesetin itu sendiri. yang ngga sah itu kalau telkomsel sama-sama bikin blog dengan nama naked traveler, bikin buku apalagi memakai nama pengarang yang plek ketiplek sama meskipun orangnya beda. dosen saya pernah bilang kalau kira membuat lukisan monalisa (misalnya) tapi dengan tanda tangan kita itu lebih ke aksi meniru tapi kalau kita membuat lukisan monalisa dengan tanda tangan si leonardo da vinci itu artinya aksi tersebut adalah memalsukan dan sudah masuk ke ranah kriminil. lagipula meskipun brand nekad traveler dengan konten yang bagus pun juga ngga akan bertahan lama wong brand acara ini sepertinya dirancang untuk jangka pendek kok. saya sendiri malah kasihan sama host acaranya yang (seandainya dia memang traveler) namanya sebagai traveler malah diragukan banyak orang. ini sekedar urun pendapat saja dari saya.

  • Dee
    November 7, 2013 4:36 am

    Saya juga pernah berurusan dengan Tel*****l (kudu ati2 nulis takut terjerat UU IT lagi ^_^) gara2 pemberitaan. Sebenarnya menurut kode etik wartawan, saya sudah menulis sebagaimana mestinya (5W1H). Yah tapi namanya brand komersil, tetep aja ga mw dibilang salah, sama kyk kasusnya mb deh. So, tetep berjuang mb untuk sesuatu yang layak mb perjuangkan. Fighting !!

  • Selamet Hariadi
    November 7, 2013 4:53 am

    PASTI lolos kok mbak, mungkin biar aman biasanya pihak corporate itu akan memberi tawaran menarik seperti liputan jalan2 atau yg lainnya untuk mengganti kerugian yang mungkin dirasa mbak trinity…

    Semangat Berbuat yg terbaik dari sebelumnya!

    😀

  • Gun
    November 7, 2013 5:22 am

    Nila Tanzil. Salah satu host Nekad Traveler adalah blogger yang cukup populer, dikenal juga sebagai traveller karena tulisannya, dan juga aktifis yang punya kiat mencerdaskan anak anak Indonesia dengan mendirikan taman bacaan di Labuan Bajo.
    Mestinya sih dia tahu banyak ya tentang Naked Traveler.
    Entah apa yang menyebabkan dia “nekad” juga ikut di acara Nekad Traveler pada akhirnya. Acaranya sendiri berbau setting-an dan kurang realistis.
    Tradisinya sih sesuatu yang bukan orijinal biasanya cepat dilupakan.

    Pelajaran buat para pemilik hak intelektual, sebaiknya mempatenkan kreasinya. Termasuk plesetan plesetannya, misal kata Naked lalu amankan juga “Nekad” . Misal Telkomsel, amankan juga Telkomsil hehehehe jadi ngalor ngidul.
    Karena plagiator punya banyak celah untuk mencari keuntungan tanpa harus pusing kepala.

    Maju terus mbak T …!!!

    salam.

  • Chanam
    November 7, 2013 6:16 am

    Ini nggak akan selesai sebentar.
    Kalaupun masuk jalur hukum, baru akan terproses setelah seluruh episodenya selesai. Sedangkan Telkomsel & Agency sudah mengantongi benefit, termasuk keuntungan promosi gratis dari mencuatnya kasus ini.

    Sebaiknya cari tim kreatifnya siapa saja, pampang nama mereka di Social Media, biar semua orang tahu siapa saja yang bertanggung jawab atas kreativitas kelas KW ini.

  • Iwan Wahyudi
    November 7, 2013 6:25 am

    Dan anehnya kreativitas adalah barang yang langka di Indonesia. Sebagai contoh adalah banyaknya klaim beberepa pengarang lagu terhadap satu lagu yang sudah populer.
    Mungkin kasus ini bisa menjadi contoh lainnya….

  • paklek
    November 7, 2013 6:29 am

    jika kita nebeng foto sama artis terkenal, tetep aja yang terkenal si artis. tukang nebeng mah …. kelaut aja haaa

  • andy
    November 7, 2013 6:40 am

    Ternyata begitu tho ceritanya, tim kreative telkomsel yang tidak kreative dan penakut, sudah tau salah tapi tetep dilakuin…

  • eja
    November 7, 2013 6:56 am

    saya juga sama seperti teman2 yang lain..begitu ngeliat tayangan acara itu di TV langsung nyeletuk bahwa acara ini ‘ori’ plesetan dari Naked Traveler…

    semangat mba T maju teruuuuss…

  • Pepih Nugraha
    November 7, 2013 7:13 am

    Kejahatan paling telanjang kalau memang Telkomsel meniatkannya untuk hal itu. Mungkin agen atau tim kreatifnya (pihak ketiga) yang harus lebih diteliti lebih awal, sedangkan Telkomsel dalam hal ini hanya terima jadi. Sehingga, Telkomsel terlebih dahulu harus melakukan protes terhadap agen/kreatif yang menjatuhkan namanya. Kalau sudah tahu tetapi nekat melakukannya juga, Trinity bisa membawa persoalan ini ke ranah hukum, HaKI dll. Secara pribadi, saya menyesalkan kejadian ini; Intelectual crime!

  • toko kain tenun
    November 7, 2013 7:41 am

    good artikle a like it,, acaranya bagus juga,,

  • Indah
    November 7, 2013 7:50 am

    Salam kenal Mbak, saya termasuk pembaca setia blog Mbak sejak Mbak pertama kali bikin cerita2 perjalanan-nya dan itu udah lamaaaaaaa bukan setaun/dua taun. Saya sampai punya koleksi bukunya mba. Menurut saya itu acara TV, yg copy paste Mbak punya cerita. Semangat mbak 🙂

  • Bhayu MH
    November 7, 2013 7:51 am

    Agak susah kalau dibilang “plagiat” karena ada perbedaan meski terkesan asal. Jelas sekali memang ada niat tidak baik dari Telkomsel. Cuma memang itikad tidak baik bukan pelanggaran hukum. Ingat kan saat “Empat Mata” dilarang tayang oleh KPI, lantas kemudian muncul lagi “Bukan Empat Mata” dengan pembawa acara tetap Tukul dan formatnya nyaris sama persis. Dalam hak cipta, memang berbeda sedikit sudah dianggap tidak menjiplak. “Aqua” saja berkali-kali kalah saat menggugat “penjiplaknya” antara lain “Qua-qua”. Cuma, mereka toh akhirnya mati karena tak diterima pasar. Yakin saja mbak, publik akan mencatat karya mbak dengan tinta emas.

  • Bowo
    November 7, 2013 7:56 am

    Sebagai seorang photographer, hasil karya saya pernah dicuri begitu saja tanpa ijin oleh perusahaan besar. Seharusnya orang2 yg bekerja di big firm spt Telkomsel dll harus paham akan hak cipta dan copy rights. Sebagai seorang artist (bukan celeb)/seniman, sering kali karya2 kita ditiru bahkan dipakai hasil karyanya utk kepentingan yg lain… TANPA IJIN. That’s stealing! Intinya siapa saja yg mencuri harus dihukum yah… Kata maaf, minta tolong, terima kasih bukan bayaran.

  • Beth
    November 7, 2013 7:59 am

    Go for it the Trinity Naked ‘Nonie’ Traveler, GB !

  • harits
    November 7, 2013 8:22 am

    maju terus mbak kita dukung

    acara nekad traveler bener2 mencoreng nama mbak trinity
    acaranya aneh hostnya sok-sok an jadi traveller nekat dengan ga bawa duit ehhhh tapi ternyata tiket sm makan minta dibayarin mulu ,,unreality show

  • Dee An
    November 7, 2013 8:23 am

    Biar publik yang menilai, mbak…
    Mana yang ori dan mana yang KW 🙂
    Dan seperti biasanya yang sudah umum terjadi juga, yang KW biasanya gak bertahan lama, karena orang udah lebih dulu tau ‘kualitas’ dari si ori 🙂

    Tetep semangat nulis ya, mbak… Saya selalu nunggu lahirnya buku-buku Naked Traveler 🙂

  • Fadhil Ali
    November 7, 2013 8:28 am

    Udah niru brand, acaranya pembohongan publik pula. Pake ngaku nekad tapi nyatanya settingan. Hmm…masalah hak cipta ini memang sensitif dan sering dibutakan oleh mereka yang serakah.

    Jadi ingat kasus tr*o Mac*n yg juga rebutan nama!

  • Tempat wisata di singapore
    November 7, 2013 8:37 am

    Gak usah dipusingin mbak, masyarakat tau kok mana yg betulan ma yg boongan.
    Lanjutin aja naked travelernya. Kami tetap jadi pembaca setia koq..

  • fla
    November 7, 2013 8:40 am

    kalo penontonnya kayak saya, begitu liat judul acaranya “nekad traveler”, pasti bakal langsung mengumpat dalam hati:”yeee niru2 naked traveler-nya trinity, acaranya pasti norak!” dan ga akan sudi nonton. memang gak aneh sih tv indonesia dalam hal meniru2, wong sitkom sekelas Friends aja ditiru abis-abisan (yg dibintangi indra sesuatu dan cut tary itu) dan gagal total…

  • Yayan Sugiana
    November 7, 2013 8:45 am

    Penghargaan terhadap kreativitas seseorang memang belum begitu membudaya di lingkungan kita. Turut berduka cita, Mbak.

  • Anonymous
    November 7, 2013 8:54 am

    Get a lawyer.. udah paling bener…

  • Hiza
    November 7, 2013 8:55 am

    Hmmm, kalau yg lain ikutan menghujat penjiplaknya dan cenderung membela yg merasa dirugikan, berarti belum Open Mind. Seorang traveller yg baik tidak akan risih dengan ini, paling senyum-senyum saja, Anda berarti cuma “jalan-jalan” bukan benar-benar traveller sejati. Traveller sejati itu senang berbagi, untung atau rugi.

    Contoh kasus kalau mau marah, perusahaan DAGADU bisa lebih rugi limyaran rupiah dibajak, bahkan dengan nama sama, toh dibiarkan saja dan malah membuat yang ASELI istimewa.

    Kasus ini justru akan lebih melambungkan nama Anda dan membuat yang ASLI semakin dipuji, ngga usah dongkol, saya malah heran kalau Anda baru tahu kalau di negeri aneh ini pembajakan adalah hal aneh 🙂 #biasa #kan?

    Teruslah menggali ide, yg penting otaknya ngga dibajak, ide-ide besar lain kan terus numbuh. Masa iya cuma punya satu ide? Saya ngga percaya itu.

    Kecuali kalau niat utama adalah jualan, hanya jualan. Ujung-ujungnya orang bisnis itu cenderung agresif! Masih banyak lagi cara yang lebih baik untuk jualan, bukan pada produk utama saja.

    Semangat!

    #NikahTraveller #bukanorangiklan

  • Asti
    November 7, 2013 8:59 am

    saya sendiri cukup kaget mba, saya punya beberapa buku mba, makanya kok ini nitu banget buku mba yah si telkomsel

    harusnya masukin koran sekalian mba, malesin deh penjiplak itu

  • Ika
    November 7, 2013 9:09 am

    Semangat terus mb. Aku adalah pembaca setia tulisan-tulisan di blogmu yang lucu dan menggemaskan ini. Maju terus, Mb. Saya juga heran dengan acara di televisi itu. Sebagai blogger, saya juga nggak mau ada yang pake brand saya untuk kepentingan pribadinya tanpa izin ke saya.

    Salam semanngat 🙂

  • Indra
    November 7, 2013 9:13 am

    Mba Trinity,

    Dalam bidang usaha apa pun namanya bajak membajak itu hal yang wajar. Saya mengerti perasaan mba Trinity ketika dibajak, saya sendiri pernah merasakannya.

    Ada baiknya meski dibajak, mba mendaftarkan merk naked traveler milik mba ke HAKI. Memang agak lama. Tapi lebih baik telat daripada tidak sama sekali dan diambil oleh orang lain lalu menuntut mba Trinity.

    Semoga diberikan kekuatan dan ketabahan ya Mba. Fokus terus untuk yang menjadi passion mba. Jangan berhenti penulis. Karena dibalik kata-kata dan ucapan ada kuasa Mba. 🙂

  • lona
    November 7, 2013 9:22 am

    Semangat mba Trinity! Perjuangkan kebenarannya, perjuangkan hasil kerja keras mba Trinity. Pembaca TNT mba T juga pasti ngedukung mba T koq, kalo soal rezeki itu udah ada yang atur mba, jadi jgn ragu 😀
    Semangaaatt! GBU! \(^0^)/

  • Catcilku
    November 7, 2013 9:34 am

    WAktu pertama kali baca iklannya, langsung kepikiran dengan Naked Traveler py mbak ini. Kirain kerjasama dengan mbak. Baru tau kalau ternyata bukan dan tidak kerjasama. Semangat mbak untuk memperjuangkan haknya 🙂

  • Dwi Wahyudi
    November 7, 2013 9:35 am

    Iya ya, saya kira naked dengan nekad itu sama ternyata beda. Memplesetkan sebuah istilah memang benar2 bukan sebuah perilaku kreatif, apalagi jika dilakukan oleh brand besar. Hhhmmm… Sepertinya perlu dikasih sedikit pelajaran tuh Mbak. Salam kenal dari Borneo… 🙂

  • koko
    November 7, 2013 9:40 am

    leo burnett sudah “DIHIDUPI” oleh TSEL sejak 10 tahun lalu, billingnya (tagihan) dari leo burnett ke TSEL sudah puluhan milyar…so, kalau Mbak Trinity ndak dapat apa-apa..ya ini dzalim, kedzaliman yg harus dilawan…
    di lapkeu tsel yg bagian dari telkom, revenue tsel mencapai 43,9 Trilliun sampai di 30 Sept 2013 ini, dgn untung kotor 13.9 Trilliun (sampai di 30 Sept 2013) ini, kalau program yg niru program Mbak Trinity itu hanya untuk pelanggan pasca bayar, maka nilainya 3.9 Trillun…

    so masalah ganti rugi dan sekian rupiah yang harus dikeluarkan hanyalah masalah kecil bagi TSEL dan Leo Burnett….

    lawan terus mbak…

  • anonymous
    November 7, 2013 9:45 am

    Dear Mbak Tnt,
    Saya sebetulnya follower pasifnya Mbak. Salut dengan hasil karya Mbak yang sudag berseri-seri. Tapi saya agak tergelitik untuk memberikan komentar mengenai masalah yang Mbak tulis ini. Maksud saya jangan sampai juga menulis dengab tulisan yang membabi buta tanpa jelas arahan dan tujuannya. Mungkin alangkah lebih bijaksana ketika kita ingin mengutarakan sesuatu di media online seperti ini melakukan riset terlebih dahulu sehingga agak lebih bijaksana ketika kita memembuat klaim mengenai suatu hal karena bisa saja apa yg kita klaim itu benar atau salah. Iya apabila yang kita klaim itu benar, tapi apa jadinya kalau yg di klaim itu salah. Share sedikit bacaan yang ada di tulisan ini http://m.kompasiana.com/post/catatan/2011/12/05/meniru-salahkah-dalam-sebuah-proses-kreatif/
    Dan mungkin alangkah bijaksananya semua pihak yang memberikan komentar menahan komennya sebelum diketahui kebenarannya tanpa mendiskreditkan semua pihak. Demikian pendapat saya yang baru belajar ini.

  • farida
    November 7, 2013 9:50 am

    Dear Mba Trinity

    Maju terus mba pantang mundur pasti kalo liat reality show itu ya melekat banget sama mbak…..semangat ya mba tetap berjuang

  • ifa abdoel
    November 7, 2013 9:54 am

    klo dr pandangan sy, minusnya atau kelemahan mba trinity dlm hal ini cuma satu: TIDAK ADA HAK PATEN ATAS NAMA NAKED/NEKAD TRAVELER.
    seandainya mba trinity MEMATENKAN nama NAKED TRAVELER, sy yakin dalam jalur hukum, jika mba trinity menggugat, pasti akan menang!

    mungkin mba trinity harus mulai memikirkan ttg hak paten ini, agar kejadian serupa tidak terulang.

    salam
    ifa abdoel

  • Peter Dolezal
    November 7, 2013 10:02 am

    Sekalian Mbak tuntut pengarang buku ini Peter Dolezal sama tuh bukunya Naked Traveler.http://www.amazon.com/gp/aw/d/1425189717

  • rika
    November 7, 2013 10:04 am

    semangat mba T, semoga kasusnya cepat terselesaikan dan menemukan titik temu.. kita tetap menanti tulisan-tulisan inspiratif dan menghibur dari mba T.. 🙂

  • The Naked Traveler
    November 7, 2013 10:05 am
  • Ananda
    November 7, 2013 10:07 am

    BOIKOT PRODUK2 TELKOMSEL!!!
    Aku juga ga suka host cewe nya..kirain tangguh n idealis, eh tau nya oportunis & mwterialistic…
    Bkn nya dia baru nikah kmrn? Pantesan mw ikut kw-am gini..kejar setoran..
    Buat Telkomshitsel…duit kapitalis lu bnyk, bayar ganti rugi n akui dong salah lo!

  • arista @infosuporter
    November 7, 2013 10:09 am

    di republik ini memang pada nggak pernah serius menghargai karya cipta orang lain.

    Maju terus mbak.

Leave a Reply

Leave a Reply to Rino Gautama Cancel reply