Author page: Trinity

Travel

Ayam Bakpau, bukan Bakpau Ayam

Kata ‘ayam’ bermakna ganda – ayam dalam arti binatang ayam, atau ayam manusia alias perempuan ga bener. Mulai dari sini, daripada saya repot mengetik dengan tanda kutip, setiap kata ayam berarti ayam manusia. Well, saya senang memperhatikan ayam-ayam saat saya traveling. Sama sekali saya tidak bermaksud menghina, meskipun tragis mereka dapat membuat saya tertawa terbahak-bahak. Ciri khas ayam bisa dilihat…

continue reading

Travel

Penyakit Dunia Ketiga

Penyakit paling klasik kalau traveling di negara barat adalah sembelit atau susah buang air besar. Mungkin karena makanannya yang kurang kuah, kurang bumbu, kurang sayur dan buah. Sebagai backpacker, mana sempat memikirkan (dan kuat bayar) makanan full course yang bergizi coba? Alhasil kalau lebih dari 3 hari tidak bisa keluar juga, saya punya resep yang cukup ampuh: pergi ke Chinatown,…

continue reading

Travel

Miss Metal Teeth

Sebagai siswa yang kuliah di universitas negeri, kami diwajibkan untuk mengambil mata kuliah Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebagai pengabdian kepada masyarakat. Saya yang doyan jalan-jalan tentu menyambut baik program ini. Apalagi KKN terkenal sebagai ajang cari jodoh karena menganut falsafah ‘witing tresno jalaran soko kulino’ (menurut saya sih lebih tepat disebut ‘witing tresno jalaran soko ora ono lio’). Biasanya program…

continue reading

Travel

Eksotisnya Pohon Pisang

Sebagai backpacker, traveling lebih murah dengan cara independen – tanpa ikut paket tur. Saya tidak suka kalau traveling harus dijatah dengan waktu yang terbatas, ditentukan ke suatu tempat yang belum tentu saya tertarik, belum lagi harus mempunyai toleransi besar terhadap anggota tur lainnya yang sebagian besar menyebalkan gayanya. Namun terkadang ikut paket tur lokal menjadi satu-satunya cara untuk pergi ke…

continue reading

Travel

I’m just a lucky bastard!

Saya punya teman chatting yang sudah 3 bulan ngobrol on and off. Dia seorang lelaki berusia 36 tahun, seorang Indonesia yang sudah tinggal di Amerika selama 15 tahun – kita sebut saja si Mr.X. Obrolan kami tidak intens, tidak ada motif apa-apa, hanya ngobrol ngalor-ngidul tentang hal-hal yang tidak penting. Itupun jarang karena dia sangat sibuk dan karena perbedaan waktu…

continue reading