by TJ*

Kadang-kadang kita merasa iri terhadap orang seperti Trinity yang kerjanya jalan-jalan melulu. Pertanyaan yang muncul di dalam pikiran kita biasanya “Kok bisa ya? Kok punya duit ya?”. Jawaban yang paling mendasar tentunya karena setiap orang punya rejeki masing-masing.
Kalau memang rejeki, kita bisa bekerja sebagai orang yang memang profesinya sering harus melakukan perjalanan bisnis, misalnya marketing, auditor, atau wartawan. Tapi kembali lagi pada rejeki masing-masing, walaupun kita ditugaskan pergi ke luar kota, bisa jadi tenggat penyelesaian pekerjaan sangat ketat sehingga kita tidak sempat kemana-mana. Ada juga tuan rumah yang mengawal ketat tamu-tamunya, pagi dijemput, selesai kerja harus ramah-tamah basa-basi sampai malam, lalu diantar pulang ke hotel… lah, kapan jalan-jalannya coba? Selain itu tentu terkait dengan kepribadian kita, karena ada saja orang kurang berani jalan sendiri, bahkan bertugas ke luar negeri tapi yang diketahuinya cuma hotel dan lokasi kerja, ditambah convinience store di samping hotel tempat membeli makanan instant.