Safari Mencari Harimau di India

Safari Mencari Harimau di India

Sudah ketiga kali ini saya ke India sendiri, terakhir akhir November 2018 kemarin. Seperti biasa kalau ke negara yang sama, tentu saya pergi ke tempat yang belum pernah saya kunjungi sebelumnya. Maka saya memutuskan untuk bersafari ke Madhya Pradesh, sebuah provinsi yang berada persis di tengah India – makanya dijuluki “Heart of India”. Eh, safari di India? Emang bisa kayak di Afrika? Bisa! Perlu diketahui, safari itu adalah ekspedisi mengobervasi satwa yang hidup di habitat aslinya. Jadi bukan ke kebun binatang atau “taman safari” yang satwanya dikandangin.

Madhya Pradesh merupakan provinsi yang memiliki hutan terbesar di India. Tak heran di sana terdapat taman nasional terbanyak di India, yaitu sebanyak sembilan. Makanya provinsi ini paling tepat dikunjungi bagi para pencinta flora dan fauna, terutama untuk melihat Harimau Bengal (Panthera tigris tigris, atau dalam bahasa Inggris disebut Royal Bengal Tiger). Saat ini populasi harimau di India sekitar 3.500 ekor yang masuk kategori terancam punah (endangered species). Saat ini India merupakan negara yang memiliki harimau liar terbanyak di dunia, dan sebagian besar hidup di 6 Tiger Reserve yang ada di Madhya Pradesh.

Selama seminggu saya ikut safari yang diorganisasikan oleh Pugdundee Safari di 3 Taman Nasional. Peraturan India, hanya 20% dari hutannya dibuka untuk turis yang juga dikelilingi oleh buffer zone, itu pun jumlah mobil dan turis yang masuk dibatasi per zona. Makanya booking harus dilakukan jauh hari sebelumnya dan paspor harus selalu dibawa untuk dicek sesuai registrasi.

Pertama dimulai dari Bandhavgarh National Park, yang ditempuh dengan terbang dari Delhi ke Jabalpur selama 1,5 jam lalu berkendara selama 4 jam. Ternyata saya segrup bersama 9 orang lainnya dari berbagai negara sebagai sesama delegasi ATTA yang terbagi ke dalam 4 mobil sehingga cukup nyaman. Kami semua menginap di Kings Lodge yang sangat eco-friendly.

Safari dilakukan setiap pagi mulai pukul 5.30. November masuk musim dingin di utara India. Meski siangnya suhu mencapai 28°C, namun di pagi buta suhu drop sampai 8°C. Sementara kami mengopi di dekat api unggun, para staf menyiapkan mobil jip 4×4 terbuka dan menyediakan selimut tebal dan botol air panas. Selain supir dan naturalist guide, satu mobil diisi 3-4 orang penumpang yang duduk berdasarkan paspor yang terdaftar di Taman Nasional. Berbeda dengan safari di Afrika yang lanskapnya sangat luas dan terbuka, di India adalah hutan padat.

Bandhavgarh National Park luasnya 1.150 km persegi yang terbagi ke dalam 3 zona. Kabut pagi meliputi hutan yang didominasi oleh pohon Sal di mana sinar matahari perlahan menembusnya. Guide menunjuk pada tanah bahwa ada jejak kaki harimau. “Dia baru lewat dua jam yang lalu!” katanya. Wah, hebat banget bisa tau begitu! Saya jadi deg-degan! Kami terus berkendara mencarinya. “Nah, ini cakaran harimau,” terang guide sambil menunjuk batang pohon yang kulitnya tercakar-cakar panjang dari atas ke bawah. “Itu penanda wilayah teritorialnya,” katanya lagi. Guide juga menunjuk berbagai satwa seperti rusa totol, rusa Sambar, dan monyet Langgur – mereka lah yang akan memberikan “alarm call”, yaitu suara yang menandakan harimau berada di dekat mereka sebagai penanda bahaya agar kawanannya segera kabur. Namun selama dua hari safari, kami belum beruntung bertemu satupun harimau.

Dari Bandhavgarh, kami pindah ke Kanha National Park dengan berkendara selama 5 jam. Kami menginap di Kanha Earth Lodge yang sangat asri. Kanha National Park luasnya 1.949 km persegi. Di sini lah tempat asalnya buku berjudul The Jungle Book karya penulis Inggris Rudyard Kippling. Takut kecewa tidak bertemu harimau, pagi itu saya hanya fokus menikmati pemandangan saja. Kanha memiliki banyak pohon sal dan bambu, juga padang semak. Kabut yang menyelimuti Kanha terkesan magis. Matahari terbit pun terlihat spekakuler. Setiap Tiger Reserve tidak hanya ada harimau saja, namun kita bisa bird watching seperti burung hantu, elang, merak, woodpecker, dan hornbill. Mamalia selain aneka rusa dan monyet, juga ada babi hutan, gaur (bison India), dan jackal. Sesekali kami bertemu gajah-gajah yang digunakan para ranger untuk patroli.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Trinity (@trinitytraveler) on

Tiba-tiba kami mendengar “alarm call” yang sangat keras diteriaki rusa dan monyet. Buru-buru mobil kami mendekati arah suara, diikuti selusin mobil lain. Kami semua berhenti berjejer di tengah padang semak sambil meneropong ke arah suara. Tau-tau serempak semua orang berteriak, “TIGER!” Saya yang sedang duduk mengantuk langsung berdiri di atas jok. Dan seekor harimau dengan gagahnya berjalan perlahan dari balik semak. Baru kali itu saya melihat harimau liar di alam! Memang besar dan intimidatif sekali penampakannya. Beratnya sekitar 130 kg dengan panjang 2,5 meter. Mukanya mirip kucing raksasa dengan motif bulu badannya yang belang-belang kuning-hitam mengilat kena cahaya matahari pagi, dan sesekali dia menggeram, “Ggrowwll!”. Dari balik viewfinder kamera saya terlihat dia makin besar. Rupanya dia berjalan persis ke arah mobil saya! Tangan saya pun bergetar. Dari selusin mobil, dia memilih berjalan persis di depan saya! Tak peduli keadaan sekitar, dia menyebrang jalan dan masuk lagi ke semak. “Neelam is going to pick up her 3 cubs. Mari kita pindah!” kata guide. Oh, dia tahu harimau itu betina bernama Neelam dari motif bulu harimau yang unik bak sidik jari manusia. Bahkan tahu kebiasaannya menjemput anak-anaknya. Cub adalah sebutan anak harimau dalam bahasa Inggris. Eh, ada 3 pula katanya! Wah!

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Trinity (@trinitytraveler) on

Kami semua pun bergerak ke sisi seberangnya yang ditumbuhi pepohonan. Tak lama menunggu, terlihat dari kejauhan 3 ekor harimau lain mengintip dari balik semak. Neelam datang dari arah kanan, menyebrang jalan, dan lagi-lagi memilih berjalan persis di depan mobil saya! 2 ekor harimau berlari kecil dari arah kiri menyambut Ibu Neelam. Saya pikir yang disebut “tiger cub” itu anak harimau kecil yang lucu dengan ekornya yang mengibas-ngibas, nggak tahunya mereka juga sebesar ibunya! Usia si anak ini sekitar 2 tahun. Anak harimau akan terus bersama ibunya sampai berusia 3 tahun, setelah itu setiap anak akan mencari teritorialnya sendiri.

RRRROOOOAAARRRRRR!!! Tiba-tiba saja seekor harimau melompat tinggi dari balik semak sambil mengaum sangat keras persis di kiri saya! “AAAAAA!”, saya berteriak kaget dan langsung meringkuk di bawah jok sambil melempar kamera dan memejamkan mata. Omaigat, kalo harimau itu masuk ke mobil, gue harus ngapain? pikir saya panik. RRROOOOAAARRRR!! Dia mengaum lagi! Duh, dengkul saya lemas! Cewek-cewek India di mobil sebelah mulai menangis. “Tenang.. tenang! Dia nggak bakalan masuk mobil. Namanya Charger. Dia lagi frustasi karena ketinggalan nyebrang ke ibunya,” kata guide menenangkan. Supir pun memundurkan mobil untuk memberi jalan kepada Charger, lalu dia pun berlari kecil menyusul saudara-saudara dan ibunya. Sialan! Bikin panik! Auman harimau memang sangat keras sampai terdengar 3 km jauhnya. Tapi adegan harimau seratusan kilo tiba-tiba melompat sangat dekat sungguh traumatis!

Makan siang di lodge, saya yang masih pucat pasi justru disalami oleh teman-teman segrup, “You’re so lucky! We saw them very far and only heard Charger’s loud roaring”. Baiklah. Semoga safari berikutnya saya lebih siap. Pukul 3.00 sore, kami pergi safari lagi di Kanha. Baru sejam berkendara, kami mendengar “alarm call”. Hanya 4 mobil yang mendekat ke arah suara di balik pepohonan. Dan keluarlah… macan tutul! Badannya yang bermotif tutul-tutul tidak sebesar harimau, tapi jalannya lebih cepat dan gesit. Mungkin karena saya pernah melihat macan tutul (leopard) sebelumnya di Afrika, jadi kali ini tidak begitu deg-degan. Populasi macan tutul di India jumlahnya dua kali lipat daripada harimau, tapi paling susah ditemukan karena mereka lebih senang bersembunyi sebelum memangsa. Ah, hari itu memang hari keberuntungan kami.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Trinity (@trinitytraveler) on

Terakhir kami pindah ke Satpura National Park dengan berkendara selama 8 jam dan menginap di Denwa Backwater Escape yang merupakan favorit saya karena pemandangannya yang cantik. Satpura luasnya 1.427 km persegi dengan lanskap yang berbukit-bukit batu dan sungai yang jernih. Untuk memasuki tamannya, kami menyebrang naik perahu dulu. Meski Satpura juga memiliki harimau, namun andalan mereka adalah sloth bear (Melursus ursinus). Hari itu saya tidak beruntung melihat harimau maupun beruang, namun grup lain sempat melihat macan tutul. Ketidakberuntungan saya ditambah lagi dengan gembesnya ban mobil jip safari! Sambil menunggu mobil didongkrak, saya terpaksa turun dengan was-was takut tiba-tiba dicolek harimau dari belakang. Hiyy!

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Trinity (@trinitytraveler) on

Anyway, saya belajar banyak tentang alam, terutama tentang harimau dan macan. Pantas saja mereka sering diburu manusia, motif bulunya sungguh cantik. Jadi ingat ketika presentasi naturalist yang mengatakan bahwa di dunia ini ada 6 sub species harimau, termasuk Sumatran Tiger yang populasinya sekitar 400 ekor saja. Begitu tahu dari Indonesia, saya ditanya oleh teman orang Amerika, “Have you seen Sumatran tiger in your country?” Saya menjawab, “Yes. In the zoo. We can even take picture with them. I heard they drug tigers for tourists to do selfies!” Aduh malunya!

Trip pun diakhiri di Bhopal, ibu kota provinsi Madhya Pradesh. Ngapain saya di sana? Tunggu tulisan selanjutnya!

Tips:

  • Sejak Juli 2018, visa India gratis bagi pemegang paspor Indonesia. Visa diperoleh dengan mengisi e-visa di https://indianvisaonline.gov.in/evisa/tvoa.html lalu di-print, dan ditunjukkan ke imigrasi bandara India. Proses approval visa memakan waktu maksimal 72 jam.
  • Rekomendasi operator safari adalah Pugdundee Safari yang memiliki 6 hotel di dekat 5 Taman Nasional di Madhya Pradesh. Semua hotelnya sangat eco-friendly, contohnya mereka memasak dari hasil tanaman sendiri (makanannya semua nikmat!), mem-ban penggunaan plastik, dan memberikan botol stainless steel untuk refill air minum. Para naturalist guide-nya sangat berpengetahuan, setiap malam ada presentasi gratis tentang alam. Selain safari, mereka juga bisa mengadakan aktivitas lain seperti tur ke Bhimbetka Rock Shelters, kunjungan ke desa setempat, dan kelas memasak.
  • Saat safari disarankan untuk tidak berpakaian dengan warna mencolok dan tidak menggunakan wewangian yang menyengat. Bawa syal atau masker karena jalan bisa sangat berdebu.
  • Informasi mengenai destinasi pariwisata Madhya Pradesh di mptourism.com

26 Comments

  • Irvan
    December 31, 2018 10:56 am

    Wih, gagah banget… Tapi kalo keinget The Jungle Book ngeliat harimaunya yang kebayang antagonisnya aja :p

  • Kurniawan Arief
    December 31, 2018 7:51 pm

    Makasih tulisannya Mbak. Seru, serem, spektakuler petualangannya.
    Negara2 visa gratis perlu masuk bucket list tahun depan nih. :]

  • Zhira
    January 1, 2019 6:40 pm

    Thanks mba. Ditunggu tulisan selanjutnya ??

  • andy hamonangan
    January 1, 2019 9:32 pm

    Haduh si cub cub itu ternyata segede raksaksa ahahaha, seru seruuu

  • Andre
    January 3, 2019 2:37 pm

    pengalaman menarik, terima kasih telah berbagi…

  • Anonymous
    January 6, 2019 3:12 pm

    wah menarik banget perjalanan kaka ntapss

  • ika nur’afiyah Handayani
    January 9, 2019 12:53 pm

    seruuuuuuuu….!
    gak sabar nunggu tulisan selanjutnya kak 😉

  • warda
    January 10, 2019 3:11 pm

    Masalah harimau yang diberi obat sehingga dia mau berfoto dengan turis itu sangat disayangkan ya, tapi cukup populer untuk menjadi daya tarik tempat tersebut. Emang nya hal tersebut termasuk legal ya di Indonesia, btw rumah saya deket sama tempat tersebut huhu. Btw seperti biasa seru banget perjalanan nya…

  • travesia
    January 13, 2019 6:12 pm

    keren

  • tour and travel belitung
    January 13, 2019 7:34 pm

    wihhh kayanya seru nih liburan ke sana..

  • Andri
    January 17, 2019 1:24 pm

    Thanks for sharing this amazing post.

  • intanrawit
    January 20, 2019 12:31 pm

    Ga kebayang sedekat itu sama harimau, tapi mereka ga nerkam manusia kan ya mb hororr! Oww harimau yg dksh drugs itu kasian sekali ya, semoga ga bikin macannya sakit or mati

  • ziuma
    January 22, 2019 7:03 pm

    keren mbak, kok bisa berani seperti itu ya
    padahal itu kan binatang buas

  • Nychken Gilang Bedy S
    January 23, 2019 11:20 pm

    waaah ada harimau. Serem sih

  • Maulana Adieb
    January 26, 2019 1:18 am

    Seru banget kak jelajah hutannya, sampe ada Harimau hihi sereeem

  • Peny
    February 2, 2019 2:15 pm

    Whuaaa mb seru pengalamannya. Semoga mb bisa terus menjelajah dan menuliskan pengalaman unik lainnya. Btw tolong tulis tentang salar de uyuni dong mb. Penasaran soalnya

  • firafirdaus
    February 4, 2019 1:06 pm

    Keren ih bisa liat harimau dan macan tutul dari dekat 😀

  • promotrader
    February 6, 2019 12:41 pm

    Amazing piece of content, Thank you for sharing this blog….

  • printmygame
    February 6, 2019 1:19 pm

    Great piece of information, Thank you for sharing the updated one…

  • Dums Upk
    February 9, 2019 4:10 am

    Kak,mau nanya gimana blog bisa ramai pembaca.
    Awal kakak bikin blog langkah apa yang kakak lakukan supaya blog kakak bisa seramai ini?
    Tolong di jawab ya kak,saya butuh banget refrensi dari blogger profesional seperti kakak.
    Terimakasih

    • A.miftahudin
      February 19, 2019 12:21 pm

      Keren Ceritanya

  • Trackback: Jadi Delegasi Konferensi Adventure Dunia – The Naked Traveler
  • Ibadah Mimpi
    March 11, 2019 8:19 pm

    Waduhh mbakk.. gokil banget
    Seruuuuuu

  • kurnio
    March 20, 2019 11:00 am

    Pasti keren banget tuh, jadi pengen kesana 🙂

  • Kasamago
    August 23, 2019 7:45 am

    Gile.. wonderful moments… keren bisa dateng ke lokasi syuting JungleBook

  • Yogi Sahputra
    August 31, 2019 12:22 pm

    Saya sedang buat blog traveler? Kasih masukan dong mbak ..

Leave a Reply

Leave a Reply