Saat saya berencana nginep di apartemen, berarti saya sedang traveling bersama teman-teman dan mau diajak patungan. Soalnya kalau menginap di hotel, kamarnya nggak bisa dijejelin rame-rame. Belum lagi peraturan hotel tambah ketat tentang jumlah tamu per kamar. Mau nambah extra bed, akan keluar biaya ekstra lagi. Mau tinggal di dorm hostel, jatuhnya lebih mahal kalau dihitung per kepala. Sementara, kalau sudah kena “faktor U”, saya wajib memiliki tidur yang berkualitas supaya tetap bertenaga saat traveling.
Pertama kali nginep di apartemen waktu dulu ke Anyer, Banten, bareng teman-teman. Entah dari mana teman saya itu dapat nomor telepon pemiliknya, pokoknya tinggal transfer duitnya dan dapat kunci. Enak juga bisa bebas ngapa-ngapain di “rumah” sendiri dan pada saat ingin sendiri tinggal pindah ke balkon, ke ruang tamu, atau ke dapur. Kedua kali nginep apartemen pas di Swakopmund, Namibia. Lagi-lagi teman saya yang punya kontak pemiliknya, lalu janjian ketemu dan dikasih kunci. Kita bawa bekal banyak dan masak-masak di “rumah”. Emang enak deh nginep di apartemen karena lebih bebas tanpa dipelototin staf hotel. Tapi saya jadi berpikir, kalau saya nggak tau kontak pemilik apartemen secara bukan orang lokal, gimana caranya saya bisa nginep coba?