The Naked Traveler 1” – Bentang Pustaka, Juni 2007
Ada banyak kisah menarik yang dituturkan dengan gaya bahasa yang santai dan ringan oleh Trinity dalam buku ini. Lucu, sedih, mendebarkan, bahkan menyebalkan. Semua itu menjadi bumbu sedap dalam pengalamannya menjadi “backpacker” yang melanglang buana ke berbagai tempat, baik di dalam maupun di luar negeri. Melalui buku ini, ada berbagia macam informasi tentang kebudayaan berbagai bangsa yang unik, tempat-tempat yang “harus” dikunjungi atau dihindari, serta tips dan trik saat traveling. Bisa jadi, setelah menamatkan buku ini, kita justru semakin mencintai negeri sendiri.
“The Naked Traveler 2” – Bentang Pustaka, Januari 2010
Selama ini, kebanyakan isi tulisan perjalanan di media hanyalah tentang sesuatu yang indah-indah. Kita serasa disodori brosur yang menggunakan bahasa berbunga-bunga dan foto-foto hasil rekayasa digital agar pembaca tergerak untuk mengunjungi tempat tersebut. Padahal traveling tidak selalu enak dan nyaman. Suatu tempat tidak selalu indah dan bagus. Kenangan perjalanan yang paling diingat Trinity pun bukanlah tentang keindahan arsitektur suatu bangunan atau putihnya pasir pantau, tapi pesawat yang delay atau orang lokal yang tidak ramah. Pengalaman (yang sering tidak terduga) saat melakukan perjalanan jauh lebih berwarna. Seperti kata pepatah: it’s not the destination, but the journey.
Duo Hippo Dinamis: Tersesat di Byzantium (graphic travelogue) – Bentang Pustaka, Mei 2010
Duo Hippo Dinamis adalah duet tokoh anti-hero, bernama KK dan DD. Mereka adalah dua perempuan gembul yang doyan berenang dan jalan-jalan. Di episode Tersesat di Byzantium ini, KK dan DD melakukan perjalanan impulsif ke Turki, yang penuh dengan berbagai insiden tak terduga, yang membutuhkan nyali petualang, semangat nekad dan humor yang tinggi untuk melaluinya. Menikmati bangunan bersejarah yang terawat baik, mencoba mandi ala Turki dan bermalam di kereta berkabin hanyalah segelintir peristiwa seru dari graphic travelogue ini. Perjalanan KK dan DD menjadi semakin tak tentu arah ketika terjadi pertemuan antara mereka dengan seorang pria lokal yang ganteng namun hidupnya seperti selalu di ambang kriminalitas.
“The Journeys, Kisah Perjalanan Para Pencerita” – Gagas Media, April 2011
Kisah Perjalanan Para Pencerita berisi 12 tulisan perjalanan dari 12 orang penulis yang memiliki latar belakang berbeda. Mulai dari penulis komedi, penulis skenario, novelis, hingga yang memang berprofesi sebagai travel writer. Latar belakang berbeda ini membuat kisah-kisah yang dihadirkan pun memiliki sudut pandang beragam; yang terasa manis, menyentuh, hingga membuat terbahak. Dari birunya laut Karimunjawa, gemerlap New York City, keriaan sebuah pasar pagi di Lucerne, sudut rumah sakit jiwa di Singapura, damainya Shuili, cantiknya Andalusia, warna-warni Senegal, cerita kepercayaan setempat di Soe, mencari parfum impian di Mekah, kisah sebotol sambel yang harus dibawa sampai Utrecht, upaya melipir ke Tel Aviv, hingga fakta tak disangka di balik free traveling. Perjalanan adalah sebuah proses menemukan. ‘It’s better to travel well than to arrive,’ kata Buddha. Dan The Journeys mengajak siapa pun menemukan kisahnya sendiri. Sesederhana apa pun itu.
“The Naked Traveler 3” – Bentang Pustaka, Mei 2011
Trinity seakan “virus” yang membuat kita berani keluar dari zona nyaman demi melihat dunia. Wanita ini bisa membuat kita jadi semangat menabung, mengambil cuti, lalu mewujudkannya dengan bepergian ke berbagai tempat impian. Setelah dua seri buku laris The Naked Traveler, di buku sekuel ketiga ini dia tidak berhenti menularkan virus yang akan membuat kita sirik setengah mati. Dengan gaya bahasa yang ringan, dia menceritakan pengalamannya keliling dunia. Dari mulai deg-degan memasuki perbatasan Palestina, ajaibnya berenang di Laut Mati, lucunya berkomunikasi di China, mahalnya Timor Leste, serunya ke rumah artis Bollywood, mandi bersama orang Jepang, ngecengin cowok Korea, menyelam di Wakatobi, sampai kejadian-kejadian menggelikan akibat badannya yang lumayan gede. Sedih, senang, mengagumkan, mengherankan, dan segala rasa mewarnai tiap kisah perjalanan yang tertuang di buku ini.
“TraveLove, Dari Ransel Turun ke Hati” (anthology) – Bentang Pustaka, Mei 2012
Ternyata, traveler tangguh pun tunduk pada cinta. Trinity misalnya, terpaksa menemani orang yang dicintainya ke Bromo, padahal malas setengah mati. Claudia Kaunang, Andrei Budiman, Rini Raharjanti, Sari Musdar, dkk. pun pernah tunduk pada cinta, dengan kisah berbeda-beda. TraveLove adalah kisah-kisah traveling berbalut cinta, ditulis oleh para traveler dengan segala kejujurannya. Buku ini akan membuat pembaca bisa menemukan sisi lain para traveler. Jadi, jangan kaget kalau ternyata mereka punya sisi melankolis. Tak hanya disuguhi kisah sedih, romantis, dan mengharukan, pembaca juga akan diajak jalan-jalan keliling dunia lewat buku ini. Menikmati indahnya Lombok, Laos, Jepang, hingga Eropa dengan bumbu kisah cinta tak biasa.
“The Naked Traveler 4” – Bentang Pustaka, September 2012
Jalan-jalan bersama Trinity memang tak ada habisnya. Tiga seri laris The Naked Traveler ternyata tak cukup untuk menceritakan pengalaman seru Trinity menjelajah ke berbagai negara. Sesuai ciri khasnya, Trinity mampu memberikan “kesan baru” pada setiap tempat yang ia singgahi. Selalu ada kejutan yang akan membuat kita melakukan refleksi. Kali ini, kita akan diajak untuk menikmati Afrika, makan zebra di Namibia, dipenjara dan ketemu hiu putih raksasa, eksisnya Ladyboys di Thailand, sampai dipalak anak kecil di Kalimantan. Tambah lagi, kita juga bakal tetep sirik setengah mati sama cerita Trinity yang makan sushi paling enak sedunia dan nonton festival Unta di Pushkar. Bersiap-siaplah dengan virus Trinity yang kali ini lebih seru!
“The Naked Traveler, Across the Indonesian Archipelago” (in English) – Bentang Pustaka, Oktober 2013
Trinity is Indonesia’s leading travel blogger and writer. Four volumes of “The Naked Traveler” have been published to date, and have quickly become Indonesia’s best-selling travel book. Her books tell of her adventures around the world in compilations of thoughtful, entertaining and often hysterical short stories. Through her blog, books, and appearances, Trinity has inspired a young generation of Indonesians to expand their horizons through travel. For the first time in English, this compilation focuses on Trinity’s adventures in and around Indonesia, providing travelers to the region an indispensable insight into the culture and sights of this multi-faceted archipelago.
“The Naked Traveler Anthology” – Bentang Pustaka, Agustus 2014
Apa jadinya kalau traveler yang sudah menghabiskan ribuan jam di atas pesawat ternyata menyimpan ketakutan terhadap transportasi udara, seorang polisi yang menemukan bahwa tempat wisata favoritnya adalah lokasi populer untuk bunuh diri, atau traveler yang membayar mahal demi kenyamanan tapi terpaksa tertahan belasan jam di atas pikap pengangkut sapi?Setiap travelerpasti memiliki tantangannya tersendiri dalam menaklukan setiap medan. Jalan terjal yang harus dilalui memang tak pernah sama. Tapi mereka memiliki tekad yang serupa: harus sampai ke tempat tujuan. Pesan itulah yang ingin disampaikan oleh ke-15 traveler dalam buku ini. Latar belakang mereka yang begitu beragam, mulai dari wartawan, penulis novel, peneliti, hingga polisi membuat cerita-cerita yang dituturkan menjadi penuh warna.
“The Naked Traveler: 1 Year Round-the-World Trip, Part 1” – Bentang Pustaka, September 2014
Kalau umumnya orang Indonesia jalan-jalan maksimum dua minggu, Trinity jalan-jalan selama satu tahun penuh! Ia telah mencapai lebih dari 144.577 km dan berkunjung ke 22 negara di dunia. Apa saja sih yang harus dipersiapkan kalau mau jalan-jalan selama lebih dari 365 hari? Wuihh, pasti nggak kebayang deh. Mulai dari hal dasar seperti baju, bahan makanan, akomodasi, mengurus transportasi, sampai urus visa ke sana kemari. Berbekal perencanaan matang dan tekad “gimana di sana lah ntar”, Trinity mantap melangkahkan kakinya dan bertualang mengitari bumi. Di buku ini, kita akan diajak jalan-jalan keliling Eropa, Brasil, Cile, Peru, dan Ekuador. Mulai dari mengunjungi negara baru bernama Republik Uzupis, menangis di kamp konsentrasi Nazi di Auschwitz, menginap di penjara tua di Ljulbljana, mendaki kota Inca yang hilang di Machu Picchu, memancing ikan piranha di Sungai Amazon, hingga berenang bersama ratusan singa laut di Galapagos!
“The Naked Traveler: 1 Year Round-the-World Trip, Part 2” – Bentang Pustaka, September 2014
Cerita setahun jalan-jalan keliling dunia Trinity belum berakhir serunya! Masih ada Kolombia, Kuba, Jamaika, Meksiko, Guatemala, dan lain-lain yang menanti. Apa saja sih yang seru di buku ini? Bersiaplah untuk berdebar-debar menyusup ke pusat kartel Kolombia, nyekar ke makam Che Guevara di Kuba, bertamu ke rumah Bob Marley di Jamaika, diving di gua suku Maya di Meksiko, hingga meluncur di air terjun di Guatemala. Selain petualangan Trinity ke tempat-tempat yang eksotis itu, kita juga akan disuguhi berbagai cerita yang mengharu biru. Dalam satu tahun, menginap di berbagai hostel dan naik bus dengan bermacam kondisi, dipaksa cepat beradaptasi dengan bahasa yang asing di telinga, dan mengatur menu makan sehemat mungkin, tentu bukan perkara yang mudah. Namun, bukan Trinity namanya kalau tak berhasil mengubah situasi sulit jadi penuh gelak tawa.
“The Naked Traveler Anthology: Horror” – Bentang Pustaka, Oktober 2015
Tak semua traveler “beruntung” bisa mengalami sendiri pengalaman ganjil yang membuat bergidik, lift mati, listrik kurang daya, dinding kamar mandi yang ditempeli lintah. Tok … tok … tok … ditambah lagi ada suara ketukan di balik pintu. Hiii amit-amit!
Lantas seberapa mencekam perjalanan yang dilalui ke-10 traveler di buku ini? Dalam pengalaman mereka, masing-masing terselip bonus kenangan tidak ingin diingat-ingat lagi. Dari bermalam di hotel tua di sebuah kota mati di Jepang, merasakan hawa janggal dan suara-suara parau memanggil kala mendaki gunung api di pulau Banda Neira, sampai pengalaman spiritual bertemu peramal misterius yang bikin merinding di Edinburg, Skotlandia.
Temukan sensasi baru menyimak kisah perjalanan ke-10 traveler dengan latar belakang yang beragam ini. Siap-siap buka mata, telinga, dan indera lainnya terhadap segala penampakan yang mungkin muncul dalam perjalanan.
Eh, ada apa itu di belakangmu?
“The Naked Traveler 7” – Bentang Pustaka, Juli 2016
Lebih dari sepuluh tahun yang lalu, Trinity pertama kali menuliskan rekaman perjalanannya melalui blog naked-traveler.com. Siapa sangka perjalanan-demi-perjalanan ke hampir seluruh provinsi di Indonesia dan 73 negara di dunia, mengantarkannya pada 13 judul buku, termasuk buku ke-7 dari seri The Naked Traveler ini.
Trinity menumpahkan hal-hal seru, yang bikin senang, kesal, geli, haru, sedih, dan bikin nagih, yang lagi-lagi menularkan virus untuk traveling. Dari perjalanan menyaksikan pesona India yang bersalju di Kashmir, berpesta 3 hari di karnaval di Seychelles, camping bersama singa di Tanzania, mengikuti kapal ekspedisi penelitian bawah laut di Pulau Koon, mencoba aktivitas pemompa adrenalin di New Zealand, terbakar matahari setelah siklon di Fiji, hingga bertemu dinosaurus terbesar di dunia di Kanada.
Yasmin —partner traveling di #TNTrtw, kali ini turut berkontribusi menuliskan satu-satunya pengalaman yang tidak mungkin dimiliki Trinity: naik haji. Pengalaman #YasminNaikHaji menambah keseruan buku ini. Lewat kisahnya, selain menunaikan haji, Yasmin juga mengeksplorasi Mekah dan Madinah dengan cara berbeda.
“69 Cara Traveling Gratis” – Bentang Pustaka, Mei 2018
Siapa yang suka traveling? Banyak!
Siapa yang mau traveling GRATIS? Mau!
Emang bisa?
Bisa! Kamu baca, nih, caranya di buku ini!
Trinity—penulis buku travel terlaris seru “The Naked Traveler”—dan sahabatnya Yasmin, yang udah sering traveling keliling dunia tanpa pusing kantong bakal bolong, membagi 69 cara untuk traveling gratis. Dari profesi apa aja yang bisa kamu jalani, hingga siapa yang wajib kamu dekati!
Jangan khawatir, buku ini nggak menjerumuskanmu untuk ikut hal yang aneh-aneh. Satu yang pasti, buku ini akan menjerumuskanmu untuk semakin cinta traveling, sesering mungkin secara gratis!
Berangkaaat!
“The Naked Traveler 8: The Farewell” – Bentang Pustaka, Januari 2019
Trinity menumpahkan hal-hal seru yang bikin senang, kesal, geli, haru, sedih, dan nagih—semua lagi-lagi menularkan virus untuk traveling. Dari perjalanan menyaksikan pesona Iceland yang overrated, menikmati megahnya alam Afganistan dari perbatasan saat road trip di Asia Tengah, merasakan atmosfer Islam di Iran, menderitanya menjadi disabled traveler, hingga mencoba peruntungan kencan online di Eropa.
Simak juga curhatan pembaca setia yang hidupnya berubah setelah membaca seri “The Naked Traveler”. Kali ini, dua di antaranya menambah keseruan buku ini dengan berkontribusi menuliskan pengalaman mereka dalam bab #TNTeffect.
Di mana beli buku Trinity?
- Toko buku di seluruh Indonesia (Gramedia, Togamas, dll.)
- Toko buku online seperti MizanStore.com, bukukita.com, bukabuku.com, jd.id, gramedia.com, etc.
- Marketplace seperti Tokopedia, Shopee, Blibli (pilih Official Store Mizanstore)
- e-book di Google Play Books
61 Comments
ppp
June 10, 2018 2:43 pmhehe… halo salam kenal mbak.. memang cara unik untuk traveling adalah membangun koneksi dengan orang lokal.. sampai akhirnya saya menetap di suatu negara dan bekerja membangun usaha bersama orang lokal
Ata
June 19, 2018 1:47 pmSalam Kenal, mbak. sy sudah baca buknya. bahasa asyik dan menginspirasi
Subrata Kampit
July 14, 2018 12:01 amHappy traveling, sukses untuk catatan2 travelingnya mbak Trinity
paket wisata medan
July 28, 2018 9:22 pmMemang seru saat menuliskan pengalaman travelling, apalagi bila dituliskan dengan bahasa yang menarik, tulisan jadi lebih seru untuk dibaca…thanks
acer
August 15, 2018 6:09 amisi bukunya keren banget,,,menginsfirasi banget buat saya, thank,,,
lovebangwon
January 5, 2019 6:55 pmbarusan order buku terakhir dari seri naked traveler. smg cpt sampe.
sebenernya cita cita pengen keliling dunia, tp hidup gk semudah daun kelor haha..
jadi baca series naked traveler asik banget berasa seru sendiri :p
Anonymous
September 2, 2020 9:04 pmYang sampulnya gambar sepatu belum ada ya
Anonymous
September 3, 2020 11:09 amsama dengan yg cover-nya sendal
Leave a Reply