Author page: Trinity

Travel

Cakar-cakaran langit

Berada di ketinggian ternyata merupakan salah satu aktivitas favorit saya. Nggak ngapa-ngapain sih, cuma senang aja melihat pemandangan dari ketinggian, apalagi di malam hari dimana saya bisa melihat lampu-lampu kota. Dulu saya bahkan senang nongkrong eh nangkring di bibir jendela kantor lama saya di lantai 16. Ada blok pas seukuran pantat yang memanjang sepanjang jendela gedung, di situlah pantat saya…

continue reading

Travel

Visa doesn’t take you anywhere

Sialnya jadi orang Indonesia yang mempunyai paspor hijau bergambar Garuda, mau ke luar negeri itu susah dan ribet banget. Apalagi kalau bukan karena urusan visa! Bayangkan, kita disuruh isi formulir berlembar-lembar, bawa dokumen ini-itu, bawa foto yang ada ukuran khusus, mengantri panjang, diwawancara, bahkan disuruh bayar hampir sejuta rupiah, tunggu seminggu, tapi tanpa kepastian – dan kalau visa ditolak uang…

continue reading

Travel

Sandal Jepit Pejabat

Manila, 4 Desember 2004, jam 7 pagi.Kami (saya dan 2 orang teman, Nina dan Jade) baru sampai di Centennial Airport, mau terbang dari academic writing service Manila ke Puerto Princessa. http://vva.org/blog/?p=3098 Saat pemeriksaan paspor di pintu masuk, dari kejauhan tiba-tiba saya mendengar suara, “Aduh…aduhh…” – bahasa yang sangat familiar di tengah kerumunan orang yang berbahasa aneh. Buru-buru saya berlari ke…

continue reading

Travel

Kuping Babi, Embrio Bebek, atau Kecoa?

Kalau sedang backpacking, makan di pinggir jalan itu menjadi agenda sehari-hari. Maklum harganya murah dan porsinya juga lumayan besar, selain itu cepat pula dalam penyajiannya. Soal rasa sih menurut saya enak-enak saja – mungkin karena saya menganggap semua makanan itu hanya ada enak dan enak sekali. Makanan jenis ini ada di pinggir jalan, baik di gerobak maupun ada di tenda…

continue reading