Perjuangan ke Panama (bagian 2)

Perjuangan ke Panama (bagian 2)

Baca bagian 1 di sini.

Boarding pass IAH-DFW menunjukkan keberangkatan jam 17:00, tapi sejam kemudian masih belum bergerak. Katanya masih menunggu pilot dan cabin crew pengganti. Sejam kemudian kami dipanggil dan disuruh berbaris di depan sebuah lift yang berkapasitas 10 orang. Buset, mau sampai kapan seratusan orang terangkut? Sebagian orang memilih untuk memutar turun tangga. Ternyata kami semua masih harus naik bus lagi. Namun meskipun bus sudah sampai di depan pesawat, kami masih harus menunggu sejam lagi di dalam bus! Arrgh!

Sungguh ironis, kami telah menunggu terdampar seharian di bandara gitu hanya untuk penerbangan Dallas ke Houston selama 50 menit saja! Begitu mendarat, saya langsung ke konter untuk minta kompensasi karena pesawat ke Panama selanjutnya baru ada keesokan harinya. Saya dikasih penginapan di hotel semalam termasuk sarapan, voucher taksi pp ke bandara, dan voucher makan di bandara. Saking banyaknya penumpang terdampar, saya dan Yasmin hotelnya terpisah: saya di Hotel Fairfield Inn Suites by Marriot, Yasmin di Holiday Inn. Kami buru-buru cari restoran di bandara untuk redeem voucher makan. Sialnya, karena sudah larut malam, hampir semua restoran tutup! Terpaksa kami beli take away burger aja. Setelah itu, kami berpisah.

Saya pun naik taksi menuju hotel dengan menyerahkan voucher yang berisi nama dan alamat hotel. Supir taksi yang orang India itu bukannya langsung cabut, dia malah mengangkut penumpang lain yang membawa voucher juga meski hotelnya berbeda. Meski praktik ini ilegal, saya sudah malas berdebat karena capeknya minta ampun. Mana hidung terus menerus meler karena saya flu berat!

Sampai di hotel, mbak resepsionis memandang saya kaget, “Oh, I’m so sorry. Anda diturunkan di hotel yang salah! Hotelmu ada di Humble, bukan di sini!” Hah? “Sepertinya kamu ditipu supir taksinya deh karena tadi ada orang juga yang diantar ke sini padahal harusnya di hotel satunya lagi yang sama dengan Anda. Padahal di voucher ini sudah jelas ditulis alamatnya lho! Supirnya cari yang dekat aja karena nama hotelnya sama-sama Fairfield,” tambahnya. Astaga, apa lagi ini?

“Jadi bagaimana saya bisa ke hotel itu? Jaraknya jauh nggak?” tanya saya.

“Kalau naik taksi sekitar 15 menit. Tapi malam begini udah jarang ada, apalagi pas Tahun Baru!”

Saya pun meminta bantuannya sambil curhat bahwa pesawat delay dan sudah puluhan jam belum rebahan, padahal saya lagi sakit flu berat, nggak bisa telepon taksi karena roaming, bla bla bla… Saya menarik napas dalam-dalam dan berdoa dalam hati, “God, I surrender. Biarlah kehendakMu yang jadi!”

Lalu seketika pintu lobi terbuka, masuklah seorang bapak besar berkulit hitam. “Tunggu sebentar ya. Ini ada teman saya datang. Mungkin dia bisa membantumu,” katanya sambil mendekati si bapak itu. Saya hanya memandang mereka yang sedang mengobrol dari jauh. Tak berapa kemudian, si mbak bilang, “Oke. Teman saya ini akan mengantar Anda ke hotel yang seharusnya. Tenang aja, gratis kok.”

Praise the Lord! Si mbak sampai saya peluk saking bahagianya saya ditolong! Bapak baik hati ini ternyata supir bus shuttle bandara. Meski dia telah selesai bertugas tapi saya tetap diantar naik busnya sendirian sampai di hotel yang benar. Terima kasih, Tuhan! Setelah 30 jam, akhirnya saya bisa mandi, ganti baju, dan tidur dengan punggung lurus di hotel bagus!

Hotel kompensasi

Besok paginya setelah sarapan prasmanan di hotel, saya meminta resepsionis untuk memesan taksi ke bandara IAH. Entah kenapa dia tidak mau memesankan taksi, tapi saya disuruh menunggu shuttle bus gratis ke bandara. Katanya 15 menit bus akan datang, ternyata baru datang sejam kemudian karena macet! Yasmin udah bolak-balik WhatsApp bertanya saya udah sampai mana. Aduh, duh! Benar saja, begitu memasuki bandara… muacet parah! “Biar lebih cepat, lebih baik Anda turun di Terminal B terus jalan kaki aja ke Terminal E!” usul supir bus. Baiklah. Boom! Saya pun berlari kesetanan ke gate!

Tiba di gate, eh pesawat delay lagi setengah jam! Karena ogah rugi, saya pun menyempatkan diri membeli makanan bungkus dari restoran pakai voucher kompensasi. Akhirnya Pesawat ke PTY (Panama City) berangkat jam 10:30. Saya tertidur kelelahan selama empat jam penerbangan sampai akhirnya mendarat di Panama! Fuih!!

Baru aja senang, eh di imigrasi Panama saya di-interview mbak petugas dalam bahasa Spanyol luama banget! Paspor saya dibolak-balik berkali-kali, dibaca-baca, sambil nanya-nanya lagi. Ada apaan sih? Bukannya WNI bisa masuk Panama bebas visa asal punya visa AS yang masih berlaku? Saya melihat Yasmin di konter sebelah juga belum kelar. Tau-tau datanglah seorang bapak galak, sepertinya dia atasan si mbak. Dia mengatakan bahwa saya harus pergi ke kantor imigrasi bandara! Astaga, drama belum berakhir! Huhuhuuu…!

Seorang tentara bersenjata laras panjang menggiring saya, Yasmin, dan seorang pria yang berpaspor Venezuela. Kami berjalan menuju kantor imigrasi macam adegan pengedar narkoba yang ditangkap di film seri dokumenter Border Security. Ya ampun, drama kok nggak kelar-kelar gini? Sampai di depan pintu, si tentara menyuruh kami menunggu di luar sementara dia masuk membawa paspor. Kami kayak disetrap, berdiri sambil ditungguin tentara! 15 menit kemudian, seorang bapak keluar kantor dan menyerahkan paspor kami sambil berkata, “Bienvenido a Panama!” Lha, terus? Tentara itu menggiring kami kembali. Sambil berjalan saya mengintip lembaran paspor. Ada cap bulat hitam bertuliskan: Republica de Panama. Akhirnya saya sah tiba di negara ke-97!

Duh, baru juga mulai perjalanan #TNTamteng, udah penuh perjuangan gini! Gimana selanjutnya di negara-negara yang lebih kacrut ya?


5 Comments

  • peralatanbakery
    April 14, 2023 9:32 am

    stay safe and stay healthy ya kak.

  • Cipu Suaib
    April 24, 2023 6:47 am

    Akhirnya sampai di Panama juga setelah rangkaian unfortunate events. Semoga banyak cerita-cerita mencengangkan di Panama mbak.

    • Trinity
      May 1, 2023 9:41 pm

      OTW lagi dibikin! 🙂

  • Anonymous
    May 24, 2023 10:28 am

    gak sabar untuk baca pengalaman seru nya mba…tetap menulis blog ini yah mba..

  • Memez
    June 22, 2023 7:19 pm

    Memang benar ya, setiap trip itu memang harus menyiapkan mental ya… ngga akan ada yang pernah mengira kejadian begini ya. Tapi, itulah seninya travelling ya 🙂

Leave a Reply

Leave a Reply