Jalan-jalan di Pakistan? Emang bisa? Bisa banget! Tapi sebelumnya, baca ini dulu deh supaya ada gambaran. Karena tidak banyak informasi tentang pariwisata di negara ini, maka saya bikin daftar saja ya?
Islamabad
Mendengar nama negara Pakistan, mungkin kita akan membayangkan ibukotanya awut-awutan. Tapi jangan salah, Islamabad ternyata benar-benar berbeda! Kotanya luas, modern, dan sangat hijau. Pakistan memang sengaja memindahkan ibukotanya dari Karachi yang sudah sumpek ke Islamabad yang dibangun khusus. Jadilah Islamabad sebagai ibu kota administratif di mana pusat pemerintahan dan kedutaan besar berada, sementara Karachi lebih sebagai ibu kota finansial tempat pusat bisnis. By the way, Islamabad itu artinya “kota Islam”. Abad dari bahasa Urdu ini artinya adalah “kota”, jadi lumrah di Pakistan bila ada nama kota berakhiran “abad”, misalnya Abbottabad dan Eminabad.
Beberapa tempat yang wajib dikunjungi adalah;
Faisal Mosque – dinamai Fasial karena masjid ini sumbangan Raja Faisal dari Arab Saudi. Arsitekturnya unik karena mesjidnya bukan berbentuk kubah namun mirip tenda Bedouin. Bisa menampung 10.000 umat, mesjid ini pernah menjadi mesjid terbesar di dunia sampai tahun 1993. Mesjid besar berwarna putih terletak di bukit menjadikannya landmark Islamabad.
Pakistan Monument – Ini Monas-nya Pakistan, tapi bukan berbentuk menara melainkan empat kelopak bunga raksasa yang merepresentasikan keempat provinsi di Pakistan. Karena letaknya di ketinggian, monumen berwarna kemerahan ini dapat terlihat dari segala penjuru kota. Masih satu kompleks, terdapat museum bagus yang menggambarkan sejarah terbentuknya negara Pakistan. Jalan-jalan di sekitar taman Shakarparian juga nyaman dan bisa melihat kota dari atas bukit.
Lok Virsa Museum – Budaya Pakistan dengan beragam sukunya terpampang di museum etnologi yang luas ini. Menarik melihat pakaian-pakaian adatnya yang berwarna-warni, dongeng rakyat yang isinya kebanyakan tentang kisah cinta tidak disetujui, dan meski negara Islam namun pemberdayaan wanita itu baik sekali sampai ada display khusus tentang prestasi wanita Pakistan mulai dari penyanyi sampai pendaki gunung Everest.
Taxila – Sekitar sejam dari Islamabad, terdapat situs arkeologi yang sangat impresif. Reruntuhannya saja ada yang masih ada sejak abad ke-6 SM, pantas saja masuk ke dalam UNESCO World Heritage Site. Kota kuno ini saja disebut di kisah Mahabarata dan Ramayana di mana disebut sebagai kota indah yang ditemukan oleh Barata. Di kitab Jataka agama Buddha disebut bahwa Taxila adalah ibu kota Kerajaan Gandhara. Di sini lah universitas tertua di dunia berada, yaitu tempat pengajaran agama Buddha pada abad ke-1 yang reruntuhannya bisa kita lihat. Bahkan Tomas, murid Yesus, pernah berkhotbah di sana.
Lahore
Lahore, ibu kota provinsi Punjab, disebut sebagai ibu kota budaya di Pakistan, mungkin karena terdapat tiga situs yang termasuk UNESCO World Heritage Site. Mungkin juga karena kuliner yang enak berasal dari sini, atau karena orang-orangnya yang kece. Kota ini memang agak awut-awutan namun bangunannya yang banyak bekas peninggalan Inggris sehingga membuatnya cantik. Lahore pernah diduduki Kerajaan Mughal pada abad 16-18 yang bangunannya berada di dalam Walled City.
Nah, ini sebagaian tempat yang menarik untuk dikunjungi;
Lahore Fort – Kompleks benteng seluas lebih dari 20 hektar ini terdapat 21 bangunan. Yang paling bikin saya nganga adalah Sheesh Mahal atau “Palace of Mirrors” yang dibangun oleh Shah Jahan pada abad ke-16. Istana ini dibangun khusus untuk istrinya Mumtaz Mahal saking cintanya. Nah, Raja ini pula yang membangun Taj Mahal untuk makam istrinya. Ingat kan? Makamnya aja bagus, apalagi rumahnya! Temboknya terbuat dari marmer lalu dihiasi kaca kecil-kecil sampai ke langit-langitnya. Bangunan sebelahnya adalah Naulakha Pavilion, rumah musim panas sang istri yang tembok marmernya dihiasi bebatuan mulia. Bangunan lain juga cantik-cantik, seperti Alamgiri Gate dan Moti Masjid.
Lahore Museum – Menempati bangunan kemerahan bergaya arsitektur Indo-Mughal yang dibangun pada 1865, yang membuat terkenal karena berisi karya seni Buddha mulai dari zaman Indo-Greek dan Kerajaan Gandhara. Patung paling dicari pengunjung adalah The Fasting Buddha yang dibuat abad ke-2 SM. Ayahnya Rudyard Kipling, penulis Inggris yang terkenal itu, adalah kurator pertama di museum ini.
Wagah Border – Setiap sore sekitar jam 5, orang berbondong-bondong ke perbatasan Pakistan-India ini. Intinya “cuma” untuk menyaksikan upacara penurunan bendera, tapi serunya minta ampun! Di sisi Pakistan ada ratusan orang yang duduk di bangku berundak, di sisi India ada sekitar 3000 orang duduk di setengah stadion. Dimulai dengan parade baris-berbaris pasukan Pakistan yang tingginya semua hampir dua meter dengan mengangkat kaki setinggi mungkin, lalu para penonton meneriakkan yel-yel, “Allahu Akbar! Pakistan Zindabad!”, sampai akhirnya bertemu dengan pasukan India di pagar perbatasan untuk menurunkan bendera bersama. Sungguh lucu dan seru melihat perseteruan dan persatuan kedua negara ini!
Khewra Salt Mine – Tiga jam berkendara dari Lahore terdapat tambang garam yang sangat luas. Di sini lah garam hits ala SJW yang disebut “Himalayan Salt” berasal. Garam berwarna pink ini ditambang dari perut bumi sampai tujuh lantai ke bawah. Masuknya juga kudu naik kereta di kegelapan. Pemandangannya justru jadi cantik karena sebagian batunya dibentuk dan diberi lampu dari dalamnya. Di gua ini juga disediakan beberapa ruang untuk pengobatan asma karena dipercaya asma dapat disembuhkan dengan menghirup garam tambang. Herannya, orang lokal sendiri justru tidak memakai garam ini kecuali untuk hiasan lampu. Garam ini justru diekspor ke negara maju yang dibikin packaging keren, dikatakan lebih sehat daripada garam biasa, dan dihargai sangat mahal. Padahal sampai saat ini tidak ada bukti ilmiah bahwa garam tambang lebih sehat. Tambah nyesek ketika saya melihat bapak-bapak tua para pekerja tambang mengangkut bebatuan yang begitu beratnya. Aduh!
Katas Raj Temples – Tak jauh dari Khewra, terdapat candi Hindu yang disebut dalam kisah Mahabarata tempat para Pandawa pernah tinggal pada saat pengasingan mereka. Air di kolamnya yang suci dipercaya berasal dari air mata dewa Siwa yang menangis ketika istrinya, Sati, meninggal dunia.
(Bersambung)
14 Comments
Budi
August 14, 2019 10:35 amSy, WNI, sy cinta Indonesia, Sy Cinta India yg demokratis, sekuler, Penghormatan HAM, dan kesetaraan gender..
Arhass
August 14, 2019 7:02 pmSaya orang Indonesia saya suka negara Pakistan mereka sangat ramah.
cacha
August 17, 2019 7:39 pmterus menulis yaa kakak, biar banyak informasi bisa dibagikan, karena masih banyak orang termasuk saya yang tertarik membaca, tulisan kakak itu ringan lugas pokoknya enak dibaca
Kasamago
August 22, 2019 7:58 amGa nyangka Pakistan seindah ini, apalagi Khasmir.. Surga dunia di tengah benua
Dwi Okta Nugroho
August 22, 2019 7:59 amga nyangka pakistan begitu eksotis, apalagi khasmir.. Surga dunia ditengah benua
Peny
September 8, 2019 6:27 pmThanks tulisannya. Ternyata pakistan nggak seserem yang dibayangin. Nggak nyangka juga kalau negara ini indah.
Terus menulis dan jalan2 ya kak..biar kita dapat info2 lain. Btw tolong tulis suriname dong kak… penasaran katanya banyak orang jawa di sana
Ibadah Mimpi
September 17, 2019 2:33 pmWahh ternyata banyak banget tempat-tempat yang harus dikunjungi di Pakistan…
Sangga
October 6, 2019 10:25 amLucu juga keadaan di perbatasan Pakistan – India. Kirai mau saling nyerang. Eh ternyata cuma pengen nurunin bendera. Kira2 kalau mereka tiba2 perang, pengunjung pegimane? Hehehe… Semoga damai selalu deh Pakistan n India.
Anonymous
September 18, 2019 9:06 amAku nunggu Kaka Travelling ke India ka, Gatau kenapa aku tertarik sama negara itu
Farih Ikmaliyani
October 2, 2019 12:24 pmSelama ini mikir “Pakistan gak menarik” dan gak dijadiin destinasi impian jalan-jalan. Tapi kayaknya seru juga dan harus dicoba!
roedy90
October 24, 2019 3:07 ammantap
Hizbulihsan Qowwamudienulhanif
December 17, 2019 12:49 pmCita – cita saya ingin sekali mencoba travelling sendiri mengitari luasnya indonesia. Namun karena biaya yang ga gampang saya dapatkan, mungkin cita – cita saya hanya halu semata 🙂
rhea
April 19, 2020 2:33 amkak..untuk Pakistan apakah bebas visa ?
kira -kira biaya sampai berapa ya ?
dan kasih saran gitu jika ingin berkunjung kesana
Yukbanyuwangi
April 30, 2020 12:17 pmgila keren banget.
Leave a Reply