Jadi delegasi Indonesia di Frankfurt Book Fair 2015

Jadi delegasi Indonesia di Frankfurt Book Fair 2015

Momen paling membanggakan sebagai penulis selama tahun 2015 adalah ketika saya diundang pemerintah Indonesia untuk hadir dalam Frankfurt Book Fair pada 13-18 Oktober. Acara tahunan tersebut adalah pameran trading buku terbesar di dunia dari jumlah penerbit dan pengunjung yang hadir, juga yang tertua di dunia karena tradisi itu sudah ada sejak 500 tahun yang lalu. Tahun 2015 ini Indonesia menjadi Guest of Honour. Artinya, tema pameran adalah tentang Indonesia, acara berfokus pada Indonesia, dan Indonesia mendapat jatah stand terbesar. Tema yang diusung Indonesia tahun ini adalah 17,000 Islands of Imagination.

Menjadi Guest of Honour adalah hal yang penting bagi suatu negara, namun seperti sudah diduga persiapannya serba mendadak padahal sudah tahu beberapa tahun sebelumnya. Pemilihan penulis yang dikirim konon berdasarkan rapat IKAPI yang mensyaratkan penulis yang sudah terkenal, menerbitkan banyak buku, diutamakan yang bukunya berciri Indonesia, dan sudah diterbitkan ke dalam bahasa Inggris. Denger info, saya sempat tidak jadi diberangkatkan karena ada catatan merah bahwa “Trinity suka menjelekkan orang dalam presentasi” – entah apa artinya dan dari siapa informasi ngaco itu berasal. Saya sih pasrah aja, tapi untunglah 2 bulan sebelum keberangkatan saya dikabari akhirnya ikut dikirim. Hore!

Soal penulis yang diberangkatkan dan tidak rupanya sempat memanas di social media, bahkan ada penulis yang sampai mengundurkan diri karena protes. Saya memilih untuk menyimpan rapat kabar tentang keikutsertaan saya karena malas terlibat drama berkepanjangan. Saya pun tidak membalas komen negatif di social media yang menyerang saya karena saya berangkat. Sebagai penulis ber-genre travel, udah untung banget dikirim. Apalagi disejajarkan dengan Taufik Ismail, Andrea Hirata, Leila S. Chudori dan Dee Lestari – yah, apalah saya ini bukan?

Ada kah penulis idolamu?
Yang mana penulis idolamu?

Meeting antar panitia dan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan pun diadakan. Terjadilah kehebohan berikutnya karena ketidakjelasan informasi. Contohnya, informasi mengenai extend atas biaya sendiri yang tadinya boleh tiba-tiba jadi tidak boleh, yang tadinya boleh cari hotel sendiri eh tiba-tiba harus di hotel yang disediakan panita. Tentu saya melancarkan protes, yang didukung oleh sebagian penulis lain. Kami pun bersatu di grup Whatsapp agar saling berbagi informasi. Ada sekitar 75 orang penulis dan chef yang dikirim, namun total rombongan ada 400-an orang.

Visa Schengen saya urus sendiri karena saya sudah punya travel insurance setahun. Saya memesan penginapan di hostel dekat Hauptbahnhof, terpisah dari rombongan yang hotelnya jauh dari pusat kota. Beberapa hari sebelum berangkat tiket pesawat baru dikirim, asam lambung saya sampai naik karena stres serba nggak jelas gini. Saya naik pesawatnya pun terpisah dari rombongan utama. Lebih stres lagi soal duit. Sistemnya setiap penulis akan di-transfer uang per diem yang akan dipakai untuk biaya hidup kami sehari-hari di Frankfurt, termasuk akomodasi, transportasi, dan makan. Namun sampai beberapa hari kami tiba di Frankfurt, duit tersebut belum juga di-transfer!

Singkat cerita, tempat pameran bernama Messe Frankurt itu gede banget! Luasnya 578.000 m² terdiri dari 4 lantai dengan 10 exhibition hall. Antar hall aja disediakan travelator (semacam escalator datar kayak di bandara). Frankfurt Book Fair adalah pertemuan antar penerbit buku dunia untuk membeli dan menjual rights, jadi bukanlah literary festival yang mempertemukan penulis dan pembaca atau book fair yang sering diadakan di GBK Jakarta yang isinya jualan buku diskonan. Selama tiga hari pertama, pameran ini hanya dibuka untuk lebih dari 7.000 exhibitor dari 100 negara, sedangkan publik baru boleh masuk pada hari keempat. Itu pun jumlah pengunjungnya selama pameran mencapai lebih dari 275.000 orang. Suasana di Messe yang selalu rame dan berdesakan membuat saya semakin optimis bahwa industri buku masih terus berkembang dan saya sudah berada di jalur yang tepat jadi penulis.

Stand utama Indonesia ada di Pavilion yang terdapat juga teater untuk pertunjukkan budaya. Stand buku dan tempat bertransaksi ada di National Stand se-hall dengan negara-negara Asia lainnya. Stand Indonesia yang kecil-kecilnya ada di hall komik, buku anak, dan buku kuliner. Indonesia juga membuka restoran masakan Indonesia yang digawangi William Wongso. Untung lah interior stand Indonesia bagus dan nggak malu-maluin. Memang tidak terlihat grande, tapi itu karena konsepnya minimalis dengan banyak unsur kayu dan warna monokrom.

Selama seminggu acara, setiap hari kami wajib hadir ke Messe. Saya dan teman saya, penulis novel Ika Natassa, selalu jalan bareng keliling hall yang berkilo-kilo meter jauhnya untuk memberi support kepada sesama penulis dan pengisi acara. Setiap sore kami menanti-nantikan acara Happy Hour di mana disediakan makanan Indonesia gratis. Tak ketinggalan kami sibuk foto bareng para penulis Indonesia yang terkenal dan legendaris. Tapi saking capeknya, saya sama sekali nggak jalan-jalan keliling Frankfurt. Hanya saja dua hari terakhir saya diundang oleh Forum Masyarakat Indonesia untuk bedah buku di kota Dresden.

diskusi panel #FBF2015

Yang bikin bangga, delapan judul buku saya dipajang di rak National Stand, juga kutipan gambar komik Duo Hippo Dinamis oleh ilustrator Sheila Rooswitha di Pavilion. Saya pun jadi pembicara di diskusi panel tentang travel writing bersama Agustinus Wibowo dengan moderator Elizabeth Pisani di National Stand. Beberapa wartawan mewawancarai saya dan liputannya masuk media, termasuk di rubrik Nama & Peristiwa koran Kompas. Beberapa pembaca buku saya juga ada yang minta tanda tangan dan foto bareng, termasuk fans dari Malaysia. Yang membanggakan lagi, genre buku travel sudah bisa disejajarkan dengan buku sastra klasik, novel fiksi, dan genre lainnya. Bukan hanya di Indonesia, tapi di Frankfurt Book Fair pun hall khusus buku travel ada dan besar.

Pencapaian penulis Indonesia di Frankfurt Book Fair adalah ketika buku-bukunya dibeli rights-nya oleh penerbit luar negeri untuk diterjemahkan dan diterbitkan di negara lain. Sampai saat ini sih belum ada penerbit luar yang membeli rights buku saya, namun punya buku yang dipajang dan jadi pembicara di Jerman dalam acara berskala internasional cukup membuat saya senyum sumringah karena bangga – biar nggak kalah Agnes Monica yang go international gitu! 🙂

Sungguh nggak nyangka, bermula dari ngeblog 10 tahun yang lalu, hidup saya bisa jadi begini! Semoga membuat almarhumah ibu saya bangga.

32 Comments

  • Iqbal Rois
    December 8, 2015 6:45 am

    Serba nggak jelas..? Ya namanya juga pemerintah yg ngadain…. 😀

    Ikut bangga mbak. Semoga kelak saya bisa jadi penulis juga. 🙂

  • Dita
    December 8, 2015 8:46 am

    ternyata di kalangan penulis ada drama-drama juga ya 😀

    • Bang Cup(uh)
      December 13, 2015 5:16 pm

      Ho’,oh, ditt.
      Iniii drmanaya nyeremin, bikin tegang….

      Penulis buki populer, macam radityadika kok gak di berangkatkan, yaaaa…

  • dianeato
    December 8, 2015 9:53 am

    turut bangga mba trinity

  • Bai RUindra
    December 8, 2015 12:55 pm

    Turut bangga mbak ?

  • Halim Santoso
    December 8, 2015 1:41 pm

    Bangga banget baca ini, miss T. Nggak salah deh udah jadi penggemarmu sejak buku pertama 😉 Omong-omong siapa tuh yang sebarin fitnah tentang Trinity suka njelekin orang pas presentasi? Jahat banget ihhh. Syukurlah akhirnya tetap berangkat dan lanjut jalan ke Canada yah. Ditunggu kisah seru jalan bareng CK ama Rini, mbak 🙂

    • omnduut
      December 18, 2015 5:28 pm

      Haliiiimmm… nebeng komen ya haha.

      “Sungguh nggak nyangka, bermula dari ngeblog 10 tahun yang lalu, hidup saya bisa jadi begini!”

      Betul…10 tahun lalu, saat aku gak sengaja “menemukan” blog mbak T karena penasaran dugem itu apa hahaha. Trus email-emailan, nanya tentang hal itu. Sampai pada tahun hmmm lupa *faktor U* saat mbak T ke Palembang, senengnya aku bisa ketemuan dan menangin hadiah kaos karena bisa nebak mbak T alergi apa. Do u remember me mbak? 🙂

      Dari yang dulu (sok) misterius banget di blog sampai sekarang sangat bersinar. Terus sukses mbak T.

      Btw, model rambut barunya bagus mbak 🙂

      • Trinity
        December 18, 2015 5:34 pm

        Astagaa udah lama banget itu ke Palembang!
        Makasih ya yg telah setia jadi pembacaku.. terharu ih. Hiks.

      • omnduut
        December 18, 2015 6:59 pm

        Ditunggu kedatangannya lagi ke Palembang ya mbak T 🙂

  • Navia
    December 8, 2015 2:13 pm

    Keren banget sih Mba! 😀

  • hengkykhoo
    December 8, 2015 7:11 pm

    sedih juga, udah 70 tahun merdeka, pemerintah masih amburadul.. tapi gue tetep cinta Indonesia kok

  • Halida A.
    December 8, 2015 7:13 pm

    Berawal dari menulis blog 10 tahun yg lalu, skrg diundang ke Frankfurt Book Fair. Kereen! Saya sebagai pembaca yg sudah mengikuti buku TNT dr awal jg berharap bs produktif spt Mbak, siapa tahu dlm 10 thn bisa ikut meraih pencapaian sekeren Trinity :))

  • Saiful Bahri
    December 10, 2015 8:59 am

    subhanallah……
    bangga banget jadi Anak Indonesia
    setidaknya wlau Indonesia lagi gaduh tapi begitu banyak bakat anak negeri yang membanggakan

  • efi
    December 12, 2015 9:35 am

    lah saya baca ini kok malah mewek yah.

    Selamat dan semangat terus yah Mbak T!

  • echaimutenan
    December 14, 2015 12:39 pm

    Congratssss mbaaa

  • ann
    December 15, 2015 8:31 am

    aaaaakkk…pengen juga jalan ke Frankfurt book fair..pastinya keren yaaak…dan Indonesia, bangga banget jadi guest of honour di sana..mba Trin…keyeeen..i Love u..

  • pipit
    December 15, 2015 5:37 pm

    congrats yaaa 🙂 semoga secepatnya ada yang beli rights bukunya..
    sukses terus ya mbak..

  • RinRin
    December 20, 2015 8:03 pm

    so prod of you Ms T, sejak baca bukunya gw jd doyan jalan-jalan 😀

  • kukubu
    December 24, 2015 6:08 am

    ah, mbak.. Gak perlu merasa minder gitu dong sebagai Penulis Traveling, di luar, penulis traveling sejajar kok sama penulis-penulis lainnya, kalau disamain sama penulis thesis buat tulisan ilmiah, nah baru deh.. !! Jadi the best aja mbak apapun genrenya.

    Namun, mengenai penulis Indonesia yang dikirim ke Frankfurt ini. Teman saya penerjemah Jerman dan fasih berbahasa Indonesia, dia berteman dengan komunitas Indonesia di Jerman selama puluhan tahun dan pengamat Indonesia, secara profesional yang ia juga seorang journalist, jadi ngerti Indonesian.

    Dia bilang ke saya, terjemahan buku Indonesia ke bahasa Jerman, negeri 5 menara.. terjemahannya menggelikan. Katanya bukan dari Goethe tapi seperti dari google translator. Nah lho, jangan-jangan pemerintah gak nyewa penerjemah Goethe

    Dan katanya pula, kita mengirim kontingen kuliner lebih besar ketimbang kontingen penulis. Bahkan ada satu artikel dalam suplemen sastra/Frankfurt Book Fair dari koran mingguan terkemuka Die Zeit yang nulis penampilan Indonesia adalah ‘a desaster’. Si penulis heran, bagaimana mungkin negara dengan 250 juta penduduk kok cuma bisa ada 5 novel yang diterjemahkan ke bahasa Jerman dalam rangka jadi Guest of Honor?? Malah Larung-nya Ayu Utami gagal menarik perhatian para kritikus sastra Jerman. Karya Okky Madasari paling disebut judulnya saja…

    Saya mangut-mangut aja dengernya. Tapi saya penasaran juga sih, mungkin benar juga, toh Indonesia emang lebih mantap diurusan kuliner kali ya 😀

  • Glucoberry
    December 25, 2015 8:00 am

    luar biasa… turut bangga mbak… semoga makin maju ya http://goo.gl/rdRTEM, oh iya kalau butuh herbal buat kecantikan dan kesehatan sini aja… banyak ko.

  • made
    December 26, 2015 12:43 pm

    semangat mbak, terus promosikan indonesia, biar enggak kalah sama thailand dan malaysia, kunjungan wisatwannya udah 40 ama 20 juta indonesia masi nargetin 10 juta doang tahun ini, padahal semua ada di indonesia, kurang promosi doang

  • Trackback: Jadi delegasi Indonesia di Frankfurt Book Fair 2015 | Berita Online
  • Megamour
    January 8, 2016 11:46 am

    Ahh coolnya kakak… menginspirasi sekali… semoga semakin sukses.. aamiin

  • Trackback: Apakah Maksudnya Dalam Bahasa Inggris atau Bahasa Jerman?
  • kasamago.com
    January 28, 2016 6:44 pm

    Salut untuk Indonesia tercinta.. Guest of honour terbaik di dunia.. mantab
    Industri buku atap tetap hidup selama peradaban manusia msh bergerak. Inspiratif n keep succes

    -kasamago.com

  • nnoart (@nnoart)
    January 31, 2016 1:10 am

    Selamat yah sudah mewakili Indonesia dalam forum itu
    Tetap semangat promosiin pariwisata Indonesia ke seluruh dunia
    Kami yang belum bisa ikut acara itu cuma bisa promosi dalam skala yang lebih sempit… hehee

  • Gamenesia
    February 8, 2016 2:36 pm

    saya sudah punya naked traveler 1,2,3,4 anthaology,TNTrtw 1,2 dan naked traveler horor

  • fika
    February 14, 2016 7:13 am

    10 tahun…. sama dgn usia anak saya, yg dulu kalo sambila jagain anak sambil baca ceritanya mba T. Suka ngikik2 sendiri baca nya

  • firafirdaus
    February 23, 2016 11:57 pm

    Ditunggu TnT 7 nya mbak, semakin menginspirasi di dunia travelling. Mudah-mudahan 10 tahun lagi saya bisa seperti mbak, hehe 😀

  • ulfah eka
    March 9, 2016 2:17 pm

    Selamat mbak…”from nothing to be something”

  • Esti Pangesti
    May 13, 2016 11:29 am

    Selamat mbaa.. *telat*
    Eh ada mba Oky Madasari di foto pertama (berbaju hitam dengan tas kuning di pinggir paling kiri), Mba kosku waktu kuliah di UGM.. 😀

  • mirah
    August 8, 2016 8:43 pm

    selamat mbak..mantap dah…bikin indonesia terkenal

Leave a Reply

Leave a Reply