Author page: Trinity

Anthology Posts

There is always a first time

by Tjahja Junindra*

TJ & istri di Masjid Sultan, Kampong Gelam, Singapore
TJ & istri di Masjid Sultan, Kampong Gelam, Singapore

Sudah ‘tuwir’ baru bisa jalan ke luar negeri. Begitulah nasib saya, yang kiranya cukup mewakili sebagian besar orang kantoran level menengah Indonesia. Sekalipun punya corporate title cukup keren, belum tentu gajinya cukup besar. Kalaupun bekerja di perusahaan asing, belum tentu dapat fasilitas overseas training. Kalaupun bisa menabung, sebentar kemudian menikah, dan setelah itu mencicil rumah, mengkredit mobil dan mengangsur ini itu, habislah alokasi tabungan. Boro-boro pelesir ke luar negeri, ke Bali saja belum tentu lima tahun sekali. Sebetulnya pelesir bisa disiasati agar bujetnya minim. Tapi buat orang kantoran seusia saya, pelesir irit-irit cenderung dipandang aneh, yang ketuaan untuk sebuah petualangan lah, yang pelit lah, dll. Tapi saya dan istri sih biasa jalan-jalan irit. Ke Bali misalnya, naik mobil, tanpa punya target lokasi, tanpa reservasi hotel, patokannya cuma satu: tanggal sekian harus pulang karena cuti sudah habis.

continue reading

Thoughts

Selamat Natal & Tahun Baru!

Tidak ada yang bisa menahan keinginan saya untuk jalan-jalan. Meski terkena disentri amuba, meski dengan duit pas-pasan, meski ini-itu, akhirnya sebentar lagi saya akan berangkat ke Komodo. Mengapa Komodo? Sebagai orang Indonesia, saya merasa malu bila belum pernah melihat langsung hewan menyeramkan yang termasuk spesies kadal terbesar di dunia dan hanya terdapat di Indonesia ini. Keinginan yang sudah lama tertunda…

continue reading

Thoughts

Rencana jalan2 ke mana lagi?

Bingung saya setiap ditanya begitu. Masalahnya, tidak kerja = tidak bisa nabung = tidak bisa jalan2. Sampe2 hampir setiap malam saya mimpi traveling mulu! Memang benar, kalo mau jalan2 harus punya minimal 3 hal: waktu, uang, kesehatan. Padahal lagi jobless gini (kata teman saya, harusnya pake kata in between jobs), saya punya buanyak waktu… tapi ga punya duit. Dulu lagi kerja,…

continue reading

Travel

Perawan bernama Negros*

*Tulisan ini dimuat di “U Magazine” edisi Juli 2008 halaman 54-63 dg sedikit bagian yg telah diedit————————————————————————- Negros, nama sebuah pulau di Filipina yang sangat politicaly incorrect karena berbau rasis, membuat saya memutuskan untuk pergi ke sana. Apalagi yang mengajak adalah teman sekelas di kampus, Lowell Yu, yang memang asal Negros sehingga saya tidak usah repot-repot merencakan perjalanan. Terus terang…

continue reading