by Retno Ika Putri*
Karena suntuk dengan pekerjaan, saya memutuskan untuk berlibur ke Bali bersama seorang teman. Dialah yang bertugas memesan hotel langganan di Legian. Petugas reservasi memberitahu bahwa kami akan melewati Nyepi di sana. Nyepi di Bali? Pasti seru, pikir saya. Bandara Ngurah Rai saja ditutup pada saat Nyepi dan kita tidak diperbolehkan melakukan aktifitas apapun di luar lingkungan hotel. Dari hasil browsing para turis disarankan untuk membeli makanan dan minuman untuk persediaan sehari sebelumnya untuk jaga–jaga kalau kelaparan karena semua toko, café ataupun restoran akan tutup. Tapi saya tidak begitu memperdulikan hal tersebut. Lah, kan ada room service. Kenapa harus dibikin pusing?
Kami pun berangkat dari Pekanbaru, transit di Jakarta, dan tibalah kami di Ngurah Rai beberapa menit sebelum tengah malam sebelum Nyepi dimulai. Pagi harinya kami mulai dengan breakfast di coffee shop. Belum ada sesuatu yang signifikan yang menandakan kalau hari itu adalah Nyepi. Hanya saja sewaktu breakfast kami diinformasikan bahwa nanti malam pihak hotel akan menyediakan dinner untuk semua tamu di coffee shop yang sama. Pelayanan yang bagus pikir saya. Ya iyalah, kalau tidak tamu mau makan di mana.