Turun dari kapal LOB (live on board) di Sorong, saya, Nina dan Yasmin rencananya mau jalan-jalan ke bagian lain di Papua karena masih punya 2 minggu liburan. Kami pun pergi ke bandara dan beberapa travel agent untuk nanya info pesawat dan kapal laut. Serasa ditampar, kami disadarkan bahwa Papua itu gedee banget! Naik pesawat bisa empat kali ganti, naik kapal bisa berhari-hari lagi. Setelah dihitung-hitung, harga dan waktu tidak sebanding untuk melanjutkan ke Biak, Nabire, apalagi ke Jayapura dan Wamena. Akhirnya kami memutuskan untuk balik lagi ke Raja Ampat – saking cintanya.
Tapi ke bagian mananya? Raja Ampat itu luasnya 46.000 km² atau hampir seluas provinsi Jawa Timur! Dengan lebih dari 1.500 pulau, sebagian besar dari wilahnya adalah laut. Berbekal informasi dari sana-sini, termasuk cari kenalan di Twitter, kami pergi ke Misool yang berada jauh di selatan Raja Ampat dan pas dapat tebengan speed boat milik TNC. Di distrik Misool hanya ada dua penginapan, yaitu resor milik bule seharga ribuan Euro di Babitim dan homestay lokal di Desa Harapan Jaya dengan harga ratusan ribu. Tentu kami pilih yang kedua meski masih termasuk mahal. Karena daerah kepulauan, kendaraan di sana ya kapal bermotor. Untungnya kami bertiga, jadi bisa patungan menyewa boat yang cukup mahal mengingat harga bensin di Papua itu tinggi dan ketersediaanya terbatas. Setiap hari kami menyewa speed boat untuk berkeliling dan tinggal menunjuk pulau mana yang akan disinggahi untuk berenang.
Sepanjang jalan (di laut), mulut saya menganga: sungguh indah distrik Misool! Contohnya daerah Sumalelen yang jauh lebih bagus daripada Wayag yang terkenal itu, meski tidak ada view point dari ketinggian bukit. Pulau-pulau karstnya yang rapat ditumbuhi pohon itu berjarak dekat satu sama lain, sehingga seperti berjalan di labirin – kalau bawa boat sendiri pasti saya sudah nyasar nggak karuan. Formasi batunya pun unik, mirip seperti pohon natal dengan lapisan bebatuan yang bertumpuk dan meruncing. Yang menariknya lagi, dinding batu di sebagian pulau terdapat lukisan purba yang digambar menggunakan ochre (pigmen dari tanah liat), mirip lukisan Aborigin yang saya pernah lihat di Kepulauan Kei, Maluku. Air lautnya pun sungguh mengundang untuk nyebur!
Suatu siang kami mampir ke pulau yang ada kolam air tawar. Pak Kepala Desa Yellu memelihara ikan bandeng, ikan mas, dan mujair di kolam tersebut. Ia menawarkan makan, lalu dibakarlah beberapa ikan dengan menggunakan kayu bakau. Ya ampun, itu bandeng yang paling enak yang pernah saya makan seumur hidup! Ukuran bandengnya sebesar tangan jadi duri-duri halusnya tidak ada, plus tidak berbau lumpur sama sekali. Begitu pula dengan ikan mujair dan mas, semua berasa manis dan gurih meski cuma dibakar tanpa garam dan bumbu! Enyaaak! Pak Kades bilang bahwa di balik bukit itu terdapat danau prasejarah yang berisi stingless jellyfish (seperti di Derawan dan Palau), hanya saja belum dibuat jalan untuk trekking dan untuk mencapai danau itu katanya sampai “setengah mati”. Saya hanya berharap danau itu nantinya bisa dikelola dengan baik sehingga tidak rusak.
Distrik Misool memiliki pantai-pantai paling sempurna. Sempurna menurut saya yang doyan berenang adalah pulau yang berpohon, lalu pasir putih yang panjang dan lebar, lalu air laut tanpa ombak yang dasarnya pasir doang (tidak ada rumput laut atau terumbu karang, sehingga serasa berenang di kolam renang), lalu sekitar 25 meter ke arah laut barulah hamparan terumbu karang cantik yang penuh dengan ikan warna-warni. Jadi bisa leyeh-leyeh di bawah pohon, jumpalitan di pantai, berenang di laut, dan snorkeling melihat biota laut. Tambah sempurna lagi dengan hadirnya “ABK babes“, alias cowok-cowok tukang kapal/nelayan asli Indonesia Timur yang perutnya kotak-kotak. Berenang di pantai indah ditambah pemandangan menggiurkan = sedaap! 🙂
Hampir seminggu di Misool, kami kembali ke Sorong karena pas ada kapal KMP Kurisi yang hanya datang seminggu sekali, kalau lancar. Dari Sorong kami naik kapal ke Pulau Waigeo dimana terdapat pusat pemerintahan Kabupaten Raja Ampat di Kota Waisai. Mendengar kata “kota” tentu tidak menarik bagi kami. Pilihan lain adalah dengan menginap di pulau-pulau lain, tapi lagi-lagi milik bule yang muahal. Jadilah kami menginap di resor milik orang lokal di Waiwo, sekitar 10 menit naik boat dari Waisai.
Saya sempat beberapa kali diving di Saonek Monde (tadinya saya pikir Sonic Monday) yang bagus tapi tetap airnya berarus. Selain itu, tetap keliling-keliling naik boat dan berenang. Yang keren itu di daerah Kabui. Sama seperti Wayag dan Sumalelen, di Kabui juga merupakan kumpulan pulau karst, hanya tebingnya jauh lebih tinggi. Ada juga gua berstalagtit yang bisa dilalui boat di dalamnya dan kuburan yang masih ada tengkoraknya. Widih, serasa ikutan ekspedisi bajak laut! Yang keren lagi di Hidden Bay, kumpulan pulau yang rapat dengan hutan bakau dan berair payau. Lalu bisa snorkeling bersama Manta Ray di dekat Pulau Arborek. Belum lagi, pulau-pulau berpasir putih lainnya dan gosongan (pulau pasir) yang spektakuler.
Selain alam bawah lautnya yang terbaik di dunia, Raja Ampat adalah gabungan antara ribuan pulau karst berbukit, hutan rimba pekat, dan pantai pasir putih. Benar-benar perawan sehingga Phi Phi Islands di Thailand dan Halong Bay di Vietnam langsung berasa tawar! Satu hal lagi yang baru saya alami hanya di Raja Ampat, yaitu berenang di pantai sambil mendengar ramainya kicauan burung! Burung-burung terbang bebas dan berwarna-warni ngejreng, seperti Kakaktua dan Cendrawasih. Pokoknya, pagi, siang, sore, malam – terik maupun hujan – tidak ada yang menghalangi kami untuk berenang saking nikmatnya. Karena sesekali hujan, sehari minimal dua kali kami melihat pelangi! Bukan hanya kelihatan jelas lapisan warna me-ji-ku-hi-bi-ni-u, tapi juga bisa melihat busurnya dari satu ujung ke ujung yang lainnya! Dan baru kali ini pula saya bisa menitikkan air mata saking kagumnya melihat indahnya alam ciptaan Tuhan. Ya, indahnya alam Indonesia itu memang bak surga, tapi Raja Ampat itu adalah surga lantai kesembilan!
119 Comments
Boedy Febriwan
November 20, 2013 11:50 amKak Trinity sudah ke Danau Ubur2 yang di misool belum? keren abiss loo, derawan kalah banyak dengan yang di misool, mungkin klo mau balik lagi ke raja ampat bisa hub kita, untuk explore real Raja Ampat http://cahayaduniawisata.com/index.php?option=com_content&view=article&id=60&Itemid=73 Thank you 🙂
ikhsan
June 9, 2014 10:36 pminfo yang menambah wawasan mas/mbak..
kunjungi balik kami di paket wisata unik di Sumatra Barat
terima kasih
Guest House Jogja
October 20, 2014 9:58 ampemandangan di Indonesia timur memang luar biasa..kereennn
Bams
December 8, 2014 7:53 amRaja Ampat emang keren banget, tapi yang keren banget di Indonesia itu buanyak, bangganya jadi bagian dari Bangsa Indonesia 😀
Peeyope
January 7, 2015 2:47 amSemua orang Indonesia pasti pengen kesini. yang gak pengen kesini kayaknya ada yang salah dengan orang tersebut. tapi pasti nyusul deh. tunggu aja.
Monggo mampir http://peeyope.com
Nadi Hafidjar
September 13, 2015 3:14 amOne day.. suatu hari pengen kesini…
Saiful Bahri
September 15, 2015 11:53 amKalau Pantai-pantai atau tempat wisata di Lombok, Surga lantai keberapa Mba T? 🙂
Penontoon
October 31, 2015 9:51 pmVideo Liburan Ke Raja Ampat Papua :
http://penontoon.com/liburan/raja-ampat-papua/
Anonymous
January 19, 2016 8:49 amKagak fair kalau anda belum melihat tempat lain sendiri.Saya belum ke Raja Ampat.Saya yakin Raja Ampat bagus sekali.Tapi saya tidak bisa membandingkan dengan yang saya belum tahu.Bandeng enak seluruh dunia? Apakat anda sudah mencoba bandeng bakar dari seluruh dunia?Saya suka Raja Ampat karena saya orang Indonesia
Anonymous
January 19, 2016 9:03 amMaaf setelah saya baca lagi anda menulis bandeng yg anda pernah makan…Saya tidak membantah.Karena yg pernah anda makan.
Patrick
March 3, 2016 9:13 amWow indahnya Raja Ampat. Saya juga sedang melakukan perjalanan ke Raja Ampat. Saya paling suka dengan alam Raja Ampat yang mempesona. http://www.menginspirasi.com/2016/03/perjalanan-menuju-raja-ampat.html
patrianto galugu (@patrickgalugu)
March 17, 2016 8:52 amKeren sekali mbak, saya terutama menyukai tentang makan ikan bandeng… bisa dibayangkan ikannya seenak itu. Saya juga sempat berada di Raja Ampat http://www.menginspirasi.com/2016/03/nikmati-keindahan-pantai-wtc-di-pusat-kota-waisai-raja-ampat.html
Tour Jepang
May 24, 2017 10:08 amIndah banget sih emang gak heran bisa dianggap salah satu surga di dunia.
asti
March 6, 2018 3:55 pmmba trinity, bagusan mana ke raja ampat, flores atau maldives pantainya?
Ratih
May 11, 2018 10:20 pmMisool memang luar biasa, sangat perawan sehingga seperti di zaman purba, dan pantainya landai, tanpa ombak, jernih dan teduh dikelilingi pulau karst! Laut kepulauan Komodo/Flores sangat indah untuk berlayar, dengan pemandangan pulau2 savanah serta laut yang biru dan toska, dan sunset di pulau Kalong merupakan pengalaman tak terlupakan. Maldives tidak memiliki pulau2 karst atau savannah, namun pantai landai yang sangaat luas dan tak berombak serta laut yang berwarna toska menyala tidak ada di pantai2 Indonesia dan sangat indah sebagaimana tampak di foto2. Ketiganya harus dikunjungi karena memiliki keindahan sendiri2 yg luar biasa.
Muyassaroh
April 9, 2020 11:56 pmSelama ini hanya bisa lihat Raja Ampat di sosial media. Cemburu banget dengan mereka yang udah sampai ke Raja Ampat!
Leave a Reply