Bersih? Masa sih? Kalau lihat dari berita, Sungai Gangga di India tampak sangat jorok. Berbekal ekspektasi yang rendah, saya pun ke sana. Terlepas dari jorok tidaknya, saya ingin ke sana karena sungai tersebut merupakan sungai suci bagi umat Hindu.
Sungai Gangga (dalam bahasa Inggris disebut “Ganges”) diambil dari nama Dewi umat Hindu yang dipercaya dapat memberikan kesuburan dan membersihkan dosa. Dengan mandi air suci Sungai Gangga ini lah, maka segala dosa dapat terhapus dan manusia dapat terselamatkan. Tak heran, abu jenazah yang telah dikremasi dilarung di sungai ini sebagai penghantar masuk ke surga.
Sungai Gangga sendiri panjangnya 2.525 km mulai dari Himalaya sampai ke Teluk Benggala, kira-kira sama jaraknya dari Banda Aceh ke Jakarta. Meski sungai tersebut banyak melewati kota di India, namun pusatnya terdapat di Varanasi. Kota itu disebut sebagai “Kota Tersuci di India” karena merupakan tempat favorit Dewa Siwa. Ia juga merupakan kota tertua di dunia yang masih ditinggali sejak abad 11 SM sampai saat ini.
Karena nyampe sore di Varanasi, malamnya saya langsung ke Sungai Gangga untuk menyaksikan Ganga Aarti atau ritual doa bersama umat Hindu yang diadakan setiap malam di pinggir Sungai Gangga. Dari parkiran mobil, saya harus berjalan kaki lumayan jauh melewati pasar yang chaos, lalu tiba di Dashashwamedh Ghat. Tangga bertembok menuju sungai disebut ghat dalam bahasa Hindi. Tangga Dashashwamedh ini terpenting di Sungai Gangga karena Dewa Brahma yang menciptakannya untuk menyambut Dewa Siwa, juga tempat Dewa Brahma mengorbankan 10 kuda.
Menuruni tangganya, saya langsung merinding. Nggak nyangka saya akhirnya sampai di Sungai Gangga – sungai yang sering saya dengar sejak kecil dari pelajaran sekolah! Namun di kegelapan sungainya tidak terlihat karena dipenuhi oleh kapal-kapal kayu yang merapat. Sementara di bibir sungai terdapat 7 panggung kecil yang dikelilingi manusia. Daripada klaustrofobik, saya memilih duduk di atap sebuah restoran dengan membayar INR 50.
Di atas panggung 7 pendeta berkain kuning berdiri. Dengan meniup cangkang keong, doa dimulai. Doa yang terdengar seperti lagu himne ini diputar melalui pengeras suara, diikuti oleh para umat dan diiringi dentang simbal. Para pendeta seperti menari mengikuti irama dengan memegang dupa serta lampu api. Tujuh asapnya yang membumbung ke udara dan harum kayu cendananya menambah magis suasana. Lagi-lagi saya merinding.
Katanya kalau ke Sungai Gangga paling oke saat matahari terbit untuk merasakan suasana magisnya. Maka keesokan subuh, saya kembali ke Sungai Gangga masih melalui Dashashwamedh Ghat. Sepagi itu susana sudah hiruk pikuk; orang lokal berganti baju mandi, anak kecil menawarkan flower candle untuk memanjatkan doa, dan puluhan pemilik kapal kayu menawarkan jasanya di pinggir sungai. Saya dan pemandu melompat ke salah satu kapal yang didayung oleh seorang pria muda.
Kapal bergerak melawan arus ke arah kanan menyusuri Sungai Gangga. Rupanya sungai ini sangat lebar, kira-kira 1 km. Suasana yang mulai terang membuat mata saya memperhatikan detil sungai. Sungguh, saya melihat sungai yang bersih tanpa sampah! Tidak ada botol plastik, bungkus plastik, kotoran, atau apapun di sungai. Lalu saya mencelupkan tangan ke dalam air sungai dan menampung airnya di telapak, wah… airnya bening! Saya pun tidak mencium bau apapun!
Mata saya pun tertuju kepada serangkaian ghat. Setiap hari ada 60.000 orang yang mandi di air suci Gangga ini. Tak heran banyak orang berdiri di pinggir sungai; pria memakai celana pendek atau sarung dan wanita memakai kain menutupi dada sampai betis. Saat berdiri, airnya hanya sebatas pinggang. Lalu mereka menyelupkan tubuhnya sebentar sambil berdoa komat-kamit. Sebagian orang mandi menggunakan sabun dan sampo, malah ada yang menggosok gigi.
Kapal terus berjalan dan matahari mengintip dari balik pepohonan di seberang sungai. Bentuknya bulat sempurna, berwarna sangat oranye, dan tampak dekat. Dengan langit tanpa awan, sinarnya membanjiri permukaan sungai dengan warna keemasan. Wow, ini merupakan salah satu sunrise terbaik yang pernah saya lihat!
Saya menengok ke kanan, terlihat orang-orang mencuci pakaian dan seprei. Melihat jumlahnya yang banyak dijemur merentang di atas ghat, mereka rupanya pekerja laundry. “Kemungkinan sprei hotel kamu tuh dicuci di sini,” kata pemandu sambil terkekeh.
Kapal berjalan lagi 15 menit, sampailah kami di Harischandra Ghat. “Mohon jangan memotret,” kata pemandu. Saya pun melihat jenazah yang sedang dikremasi di atas tumpukan kayu di atas ghat. Setelah itu, abunya dilarung ke sungai. “Di sini 50 orang per hari yang dikremasi,” tambahnya.
Kapal pun berbalik arah mengikuti arus sungai. Jadi jika aliran air mengikuti arus, secara otomatis urutannya adalah: air yang mengandung abu jenazah, dipakai nyuci baju, dipakai mandi, lalu air yang sama dipakai untuk gosok gigi! Ewww! “Tenang aja, airnya kan banyak, berarus, dan sungainya lebar kok,” terang pemandu.
Kami terus menyusuri sungai, dan pemandu bercerita tentang bangunan-bangunan kuno di sepanjang sungai. Karena kesucian sungai ini, banyak Raja Hindu dari berbagai daerah di India membangun istana sejak ratusan tahun yang lalu. Saat ini sebagian telah berubah fungsi menjadi hotel. Ada juga sekolah pendeta Hindu yang murid-muridnya setiap pagi melakukan yoga bersama. Selain itu, terdapat sejumlah candi pemujaan terhadap Dewa Siwa. Sinar matahari keemasan menerangi serentetan bangunan berwarna-warni tersebut memang tampak spektakuler!
Mendayung dari Harischandra Ghat sepanjang 6 km, sampai lah kami di Manikarnika Ghat. “Di sini 150 orang per hari dikremasi,” kata pemandu. Lalu… saya lihat ada 2 mayat tertutup kain diletakkan di pinggir sungai! Dua pasang kaki mereka yang berwarna pucat dicelupkan ke dalam sungai sebelum dikremasi. Aduh, saya langsung buang muka!
Kami turun di ghat selanjutnya, lalu meneruskan berjalan kaki di antara gang sempit. Sepanjang gang terdapat toko, warung makan, sapi berkeliaran, candi, dan tumpukan kayu. Untuk sekali kremasi dibutuhkan sekitar 70 kg kayu yang dapat membakar jenazah dalam 2,5 jam menjadi abu. “Kasihan orang yang miskin yang tidak sanggup membayar biaya kremasi. Keluarganya cuek aja membuang jenazahnya di sungai. Tapi ada juga orang yang tidak boleh dikremasi, seperti jenazah anak kecil atau ibu hamil. Caranya, mereka ditenggelamkan ke dasar sungai dengan menggunakan pemberat dari batu. Kadang talinya lepas sehingga mayatnya mengambang,” kata pemandu dengan tenang. WHAT? Untung dari tadi saya tidak lihat!
Intinya, secara kasatmata menurut saya Sungai Gangga sih bersih. Malah jauh lebih bersih daripada sungai/kali yang ada di Jakarta di mana sampahnya yang menumpuk, superbau, dan bikin banjir. Kalau secara tidak kasatmata, sungai di mana pun sih nggak janji ya!
—
Quiz
Udah follow Instagram saya @trinitytraveler? Banyak foto keren tentang trip saya ke India baru-baru ini lho! Nah, yang mau traveling GRATIS ke India, ikutan aja “My Incredible India Journey Contest”. Pasang foto selfie yang diambil di semua rangkaian acara Festival of India 2015 di Indonesia dengan menyertakan nama, umur, nama acara dan kota tempat foto diambil. Tag Twitter @IndianEmbJkt atau Facebook Fanpage Embassy of India in Jakarta dengan hashtag #SahabatIndiaContest, sebelum 22 Mei 2015. Info lengkap di sini.
49 Comments
Renggo Starr
April 4, 2015 11:03 pmBersih banget. Benar2 beda dengan yang saya bayangkan.
DebbZie Leksono
April 4, 2015 11:13 pmKok beda banget sama image yg sering aku liat di tv ya. Ternyata lebih bersih dari beberapa sungai di Indonesia. Jadi pengen liat sunrise di siniiii. Cantik :’)
Oh ya, miss T…..kenapa kita samaan claustrophobia dan aerophobia ya :))
http://www.debbzie.com
Trinity
April 4, 2015 11:30 pmMungkin krn wis tue :))
Iqbal Rois
April 5, 2015 12:14 amPhobia2 itu mungkin pertanda kau harus lekas menentukan pasangan hidup, kakak… *kemudian digampar*
dy
April 5, 2015 9:11 pm#iqbal gampar bolak balik xixixixi
ita
April 5, 2015 7:14 amhiyy beneran ya ada yang cuek jenazah utuh dibuang ke sungai. hiyyy merinding benerrr >.<
Bartian BaRT Rachmat (@BaRTZap)
April 5, 2015 8:11 amSaya juga baru kembali dari India bulan lalu. Dan benar yang mbak Trinity ceritakan di atas, di luar bayangan saya, ternyata secara kasat mata, sungai Gangga di Varanasi sangatlah bersih. Tidak banyak saya jumpai sampah-sampah bertebaran di alirannya, dan tidak ada bau menyengat sebagaimana sungai-sungai di Jakarta. Bahkan saya sempat bertemu dengan turis Jepang yang dengan nekadnya berenang-renang di sungai itu, pada waktu saya menikmati berperahu di sepanjang Ghat nya di pagi hari.
Gangga Aarti yang di adakan di Dasashwamedh Ghat dan Dr Rajendra Prasat Ghat, juga merupakan salah satu pengalaman yang tidak terlupakan. Auranya magis. Membuat merinding 🙂
nianastiti
April 5, 2015 9:37 amAirnya tetap jernih meski dipakai nyuci mandi dan sikat gigi, waw 😮
Fahmi (catperku)
April 5, 2015 10:12 amMasih lebih bersih, kalau dibandingin dengan sungai di jakarta…. eh jangan dibandingin sih, sungai jakarta terlalu parah 😀
rijal
April 5, 2015 10:36 pmboleh kan kl aku komentar “keren” doang …. have a great adventure !
Anonymous
April 5, 2015 11:20 pmMba T cerita tentang Ladakh donk
*abis ngintip IG nya 😀
putu juitama
April 6, 2015 9:24 amBravo mbak..saya jadi tambah semangat nih nabung biar bisa tirta Yatra ke India, sekarang WNI kan cukup dengan Visa On Arrival masuk India jadi nggak rempong he he
laOde
April 6, 2015 11:16 amreportase yang menarik.. salam kenal
enviroroom@teguhsano
April 6, 2015 12:50 pmSungainya bersih…dibanding sungai di Jakarta! Hahaha, yang dijakarta itu bukan sungai tetapi tempat sampah
Yan
April 6, 2015 1:04 pmsaya prnh nonton dichannel TV luar negeri, jd ada travellers yg ke gangga pke pakaian putih berdoa dgn terendam sampai pinggang pas kluar dr air tsb baju dia yg berwarna putih langsung berubah warna jd cokelat & besoknya dia buang2 air. pergilah dia ke Dokter di India, sang Dr lngsg bertanya “kmu berendam di sungai gangga ya”, ternyata setelah dicek dia terkena bakteri yg bnyk terdapat disungai tsb. Dia pun heran knp org India yg memakai air tsb tdk apa2 sedangkan dia lngsg buang2 air. Dokter menjwb krn penduduk India sdh kebal dari lahir sdh berhubungan dgn air tsb
Roda dan Roti
April 6, 2015 1:11 pmbisa jadi secara kasat mata lebih bersih dari sungai di jakarta, tapi secara bakteri tasanya sama aja 😀
Ridwan SK
April 6, 2015 3:51 pmdari fotonya (keliatan) bersih sih, cuman ceritanya kok serem gt ya.. lagi bayangin klo lagi sikat gigi trus tiba2 ada jenasah muncul dari sungai, huaaaa…
Anonymous
April 7, 2015 1:00 pmbegtu banyak mayat yang di larung (buang) ke sungai dalam sehari, berarti sebulan 1500 orang??? huaaa kuburan umum aja kalah @_@
Anonymous
April 7, 2015 1:35 pmSelamat siang mba trinity,saya juli mau tanya apakah mba sudah pernah ke tibet?kalau sudah pernah bisa tidak kasih sedikit masukan bila kita hendak ke sana caranya gimana utk bisa mendapatkan visa nya,tq.
Walter Pinem
April 7, 2015 5:42 pmselama ini udah tau kalo gangga itu suci dan jadi tempat dialirkannya abu kremasi. tapi baru tau soal mayat yang ditenggelamkan pake pemberat batu. agak serem, aneh, tapi kereeen juga sih hahaha
Adie Riyanto
April 8, 2015 12:53 pmBlog ini ada yang aneh deh. Biasanya satu postingan cuma satu poto, ini tumben royal banget fotonya hehehe :))
Dewi Natalia
April 8, 2015 9:39 pmwah keren ya kak 🙂 Lebih bersih dari kali ciliwung hehehehe
Putri
April 9, 2015 11:12 amKalo dilihat di tipi-tipi kok kesaannya sungainya kotor bangeta ya… Apa karena asumsi banyak orang di pinggiran sungai yang banyak melakukan aktivitas ya…
Udah lama India di bucket list, harus bisa ke sini pas Holi! 🙂
travelitarius.blogspot.com
cumilebay.com
April 9, 2015 10:06 pmBeda banget ama yg adadi otak gw selama ini ttg india hehehe. Duch penasaran mau ikutan 🙂
Emakmbolang
April 12, 2015 4:38 amJadi pingin kesana, semoga tetep bersih :). Dan semoga Kak Yasmin diperlancar balik ke Inonesia. Salam ke Kak yasmin, semoga Ibunya lekas sembuh. aamiin
Indah Jelita
April 13, 2015 2:15 pmahh seru banget bisa liat sungai gangga yang kata orang-orang India identik dengan sampah yang berserakan dimana-mana. tapi ternyata bersih juga ya lihat dari foto” kak trinity. :)) keren kak!
xx,
http://www.indahjelita.com
Navia Izzati
April 14, 2015 11:29 pmIh selama ini aku kira Sungai Gangga itu kotor loh, Mba T! Kalo bersih gini jadi makin pengen jalan2 ke Indihe :p
Dian Eato
April 14, 2015 11:45 pmMba gue ngak bisa bayangin kalau ada yang lagi gosok gig trus mayat yang ibu hamil itu mengambang dan lewat di depan org yang lagi gosok gigi itu.
explore negeri
April 15, 2015 2:54 pmwah bagus sungai gangga ternyata, tahunya cuma di tv ish 🙂 heee, cek kuis ah
riza alhusna
April 16, 2015 9:38 amkok gw baru tau yah sungai gangga bersih, kirain banyak sampah macem di indonesia-__-‘
Anonymous
April 17, 2015 3:41 pmHi Trinity, sedikit koreksi dong, Varanasi bukan kota tertua di dunia tetapi salah satu kota tertua di dunia. Masih ada kota2 lain di dunia yang lebih tua dari Varanasi menurut The Telegraph, ini link nya :
http://www.telegraph.co.uk/travel/destinations/middleeast/11105676/The-worlds-20-oldest-cities.html?frame=3043200
EnjoyBackpacker
April 18, 2015 11:28 amandai sungai cikapundung, sungai terpanjang di Indonesia yang melewati asia dan afrika bisa sebersih itu :”’)
myra anastasia
April 18, 2015 8:52 pmiya, ya, ternyata bersih juga. Saya lihat instagramnya, ah 🙂
Gocioo
April 20, 2015 11:57 ampingin liat secara langsung 😀
Emaknya Benjamin br. Silaen
April 21, 2015 3:07 amPara traveler yang ke India apa ada yang bawa air air suci sungai Gangga yaa? buat kenang2an 🙂 .
Rizki Madfia
April 22, 2015 12:55 amSunrise-nya cantiik banget. Btw, jika mayatnya diberi pemberat lalu ditenggelamkan ke dasar sungai, dan itu sepertinya sudah berlangsung cukup lama, berarti ada banyak kerangka manusia donk di dasar sungai ntu..?? Weew..
zack
April 23, 2015 2:39 amiyaa, kemungkinan spreinya dicuci disini hahaha
Vika
April 24, 2015 12:00 amKayaknya India aman yah mbak buat women traveler? Dulu saya parno duluan kalo ngelihat sungai gangga di tv yang kelihatannya kotor banget, ternyata sungainya bersih. Tapi denger jenazah yang tiba2 muncul diatas sungai kayaknya serem hehehe. http://diarysivika.blogspot.com
Hari Hajaruddin Siregar
May 10, 2015 4:38 pmWahhh…. pengen banget ke India ni jadnya. Pengen ngerasain gimana chaosnya seperti kata orang-orang.
Mbak T, silahkan di visit travel blog saya, mohon masukan dan kritikannya.
http://travelerjournal89.blogspot.com/
Thankyou…..
omnduut
May 15, 2015 3:17 pmAku merasakan gempa Nepal di Varanasi. >.<
Dan setuju, Gangga memang bersih. Dan melihat prosesi kremasi itu adalah pengalaman yang tak akan pernah terlupakan.
semberanirental
June 23, 2015 12:04 pmseharusnya kita dapat menerapkan nya di indonesia agar indonesia menjadi lebih baik lagi terutama pada sungai nya.. tidak melihat dari sisi sejarah nya dulu tempat apakah itu atau diambil dari nama siapa pun itu kita harus bisa menjaga kebersihan sungai..
Lombok Wander Tour and Travel
August 13, 2015 10:11 amKalau sama Jakarta jangan di bandingin deh, pasti menang Jakarta kotornya hehe…
Saiful Bahri on wisata lombok
October 13, 2015 10:49 amkalau saya tidak salah, sungai gangga ini tempat yang mana bila kita mandi disisni bisa menghapuskan dosa-dosa atau malah da acara tahunannya ya?????
Anonymous
June 24, 2016 9:08 amkalo ini?
http://www.chinasmack.com/2010/pictures/filthy-india-photos-chinese-netizen-reactions.html
Ulva 386
September 22, 2016 2:54 amWow keren sungai Gangga, bersih banget kelihatannya
Kapan yah baru bisa berwisata ke India?
Jeni karlina
May 15, 2017 12:31 pmWah pingin liat sungai gangga secara langsung jadinya
naila
July 8, 2018 10:39 ambeda banget sama yang di tv a
naila
July 8, 2018 10:40 ambeda banget sama yang di tv
naila
July 8, 2018 10:41 ambeda banget
Leave a Reply