Setelah kerja kantoran belasan tahun, saya mulai mikir… Kok kayaknya nggak ada perkembangan yang berarti ya? Kalau kerja di perusahaan yang sama, paling kenaikan gajinya cuma 10% per tahun. Kalau pindah kerja baru deh bisa naik lebih banyak tapi seumur (tua) begini pindah kerja tanggung. Promosi juga kok tak kunjung datang.
Sebagai seorang yang sangat hobi jalan-jalan, motivasi terbesar saya untuk bekerja adalah menabung sebanyak mungkin agar bisa jalan-jalan. Tapi you know lah, cuti kita kan cuma 12 hari dalam setahun. Itulah sulitnya sebagai pekerja kantoran: punya uang tapi tidak punya cukup waktu.
Bosan “hidup yang gitu-gitu aja” dengan bekerja sebagai “mbak-mbak kantoran”, saya memutuskan untuk sekolah S2 di luar negeri. Untunglah tahun 2007 saya mendapatkan beasiswa dari Asian Development Bank-Japan Scholarship untuk mengambil Master in Management di Asian Institute of Management di Manila, Filipina.
Tapi sekolah itu artinya meninggalkan pekerjaan dan nggak dapat gaji bulanan lagi. Sedangkan uang beasiswa hanya bisa mencakup uang sekolah dan hidup sehari-hari. Maka sebelum berangkat, saya pun “menjual” blog naked-traveler.com untuk diterbitkan oleh penerbit buku Bentang Pustaka dengan harapan meski berstatus pengangguran, saya akan mendapat uang hasil royalti.
Singkat cerita, setahun kemudian saya berhasil lulus dan buku The Naked Traveler itu ternyata jadi best seller. Alhasil sekembalinya ke Indonesia, saya disibukkan dengan promosi buku ke sana ke mari. Tak disangka saya juga mendapat penghasilan dari menulis di majalah-majalah, menjadi pembicara, bahkan diundang traveling gratis ke mana-mana.
Sejak itulah saya mikir bahwa saya bisa hidup dari pekerjaan saya sebagai travel writer. Saya tetap bisa jalan-jalan terus dan menulis tentangnya. Saya nggak harus bangun pagi-pagi dan bermacet-ria di Jakarta. Nggak terjebak dengan rutinitas kantor, office politic, dan nggak ribut minta izin cuti sama bos.
Sekolah S2 bisnis itu justru meyakinkan diri saya untuk bisa mandiri. Saya membuat business plan terhadap diri sendiri minimal 5 tahun mendatang, merencanakan produk-produk baru, memasarkan brand diri, dan sebagainya.
Sebagai freelancer, semua perkerjaan bisa dilakukan berkat teknologi. Modal saya adalah seperangkat komputer, yaitu laptop Acer Aspire Timeline 3810T untuk di rumah dan netbook Acer Aspire One D255 ketika saya jalan-jalan (warnanya pun biru, warna favorit saya!). Koneksi internet hari gini sudah gampang. Akun email dan blog gratis. Social media gratis pula. Semakin kini teknologi semakin murah dan terjangkau. Hebatnya lagi, karena teknologi itulah saya bisa bekerja di mana saja: sambil leyeh-leyeh di pantai, sambil tidur-tiduran di penginapan, di kereta api, pesawat terbang, di mana pun bisa!
Akhirnya saya telah menemukan passion saya and I think I have the best job in the world as a fulltime traveler and freelance writer. Sangat #happy bila memiliki hobi yang bisa menghasilkan uang. Bayangkan, saya sangat doyan jalan-jalan, memiliki pekerjaan yang memungkinkan saya jalan-jalan terus dan dapat uang pula dari jalan-jalan! Ah, benar kata Confucius, “Choose a job you love, and you will never have to work a day in your life”.
*tulisan advertorial ini diambil dari http://acerid.com/2010/11/my-happy-job/