Setelah traveling seminggu di Taiwan pada April 2017, saya balik lagi November 2017! Di tulisan terdahulu saya bilang mau balik, eh kesampaian. Meski Taiwan luasnya hanya sekitar propinsi Jawa Tengah, namun banyak tempat menarik untuk dikunjungi. Mantapnya, rata-rata kota di Taiwan berpantai dengan latar belakang pegunungan jadi kece. Cuacanya pun tropis, jadi tetap hangat meski saat musim winter. Dan yang terpenting, makanan enak-enak dan harga terjangkau! Saya suka Taiwan karena alasan ini.
Kunjungan saya kali ini temanya lebih ke budaya dan tidak mengulang kunjungan sebelumnya. Saya tinggal di ibukotanya, Taipei, dan day trip aja ke daerah Yingge, Jiufen dan Yilan. Akses transportasi publiknya pun mudah, bisa naik MRT, kereta, maupun bus. Jadi ini rekomendasinya;
Taipei
Longshan Temple – Salah satu kuil terbesar dan tertua di Taiwan ini dibangun pada 1738 oleh bangsa Cina yang pindah ke Taiwan. Kuil ini sangat populer karena konon kalau berdoa di sana, maka kemungkinan terkabulnya tinggi. Yang menarik, paling rame orang di “Dewa Cinta” (cupid god) karena banyak anak muda berdoa minta jodoh!
Ximending – Ini daerah shopping outdoor keren dengan lampu-lampu mentereng. Disebut sebagai “Harajuku-nya Taipei”, di sepanjang jalan pedestrian terdapat toko brand internasional maupun lokal, juga yang bertema Jepang. Ditambah lagi mal, restoran, dan kafe. Favorit saya adalah butik desainer lokal bernama “Mana” yang pakaiannya serba asimetris.
Christmasland – Setiap tahun tanggal 24 November sampai 1 Januari, halaman New Taipei City Hall berubah menjadi winter wonderland dengan pohon natal tertinggi se-Taiwan, lampu-lampu Natal dililit di seluruh area, pertunjukan musik dan animasi yang ditembak proyektor ke gedung-gedung, komidi putar dan Christmast Market. Meski penganut Nasrani hanya 4% dari total populasi Taiwan, tapi Natal memang perayaan global!
Yingge
Yingge adalah pusat produksi keramik di Taiwan. Di Yinggle Old Street saja terdapat lebih dari 800 toko keramik. Kalau penggemar keramik/porselen/tembikar, Anda bisa nggak pulang-pulang deh! Toko favorit saya adalah “Shu’s Pottery” karena desainnya bagus-bagus, dan di sana bisa sekalian belajar bikin tembikar dari tanah liat dengan alat yang diputar-putar gitu.
Jiufen
Jiufen Old Street – Jiufen dulunya hanya sebuah desa yang terisolasi karena nyempil di atas pegunungan menghadap Samudra Pasifik sampai ditemukannya emas oleh bangsa Jepang. Di sini lah terdapat jalan kecil terbuat dari cobblestone yang turun-naik. Di kanan-kirinya penuh dengan toko makanan, restoran, kafe, rumah teh, dan toko suvenir. Dari ujung ke ujung saya nyobain makanannya, favorit saya adalah (terjemahannya) fried taro balls, meatballs, dan peanut roll ice cream. O ya, Jiufen jadi sangat terkenal sama turis Jepang sejak film Studio Ghibli berjudul Spirited Away.
Gold Museum – Museum ini bukan khusus memamerkan hiasan emas, namun dulunya merupakan tempat penambangan emas pada zaman penjajahan Jepang tahun 1940an. Gilanya, di sana dijadikan camp kerja paksa bagi para tawanan perang yang banyak mati karena disiksa! Di museum ini terdapat diorama dan display fakta-faktanya. Namun nggak usah ngeri karena museum ini open-air, artinya serba terbuka dengan pemandangan dahsyat dikelilingi pegunungan, salah satunya Mount Keelung. Display paling menarik adalah emas batangan terbesar di dunia seberat 220 kg dan kita bisa menyentuhnya!
Port of Keelung – Dari Jiufen, mending langsung turun ke Keelung. Keelung adalah tempat mendaratnya ekspedisi Spanyol ke Formosa pada abad ke-17. Meski kota di tepi pelabuhan, namun bersih sampai ke airnya. Night market-nya terkenal karena lebih tradisional daripada di Taipei. Yang jelas, Anda harus makan seafood-nya. Saya makan di Restoran Seafood di Chenggongyi Road yang terkenal dengan sashimi tersegar se-Taiwan. Sepiring aneka sashimi cuman sekitar Rp 90 ribu saja!
Yilan
Pinglin Tea Museum – Pinglin adalah daerah penghasil teh Pouchong. Di sana terdapat museum tentang sejarah dan budaya teh di Taiwan, mulai dari daun teh, mesin, perusahaan produksi, sampai peta ekspor. Favorit saya adalah koleksi di bagian packaging, karena ada sebagian teh tradisional Indonesia dipajang! Bangga deh!
Lanyang Museum – Museum dengan gedung miring ini didesain oleh arsitek terkenal Taiwan, Kris Yao, yang terisnpirasi dari tebing-tebing yang di sekitar Pantai Biguan. Isinya adalah segala macam tentang sejarah dan kekayaan alam daerah Yilan yang terbagi empat lantai, mulai dari “Ocean Level” sampai “Mountain Level”. Sungguh, arsitektur, desain interior dan display-nya bagus!
Waiao Beach – Pantai berpasir luas dan berombak cukup besar ini adalah tempat surfing populer di Taiwan yang biasanya dipenuhi expat bertelanjang dada. Sayangnya pas di sana, pas hujan deras jadi sepi. Jadilah saya nongkrong di kafe hits bernama “No. 9 Café at the Beach” sambil memandang Turtle Island dari kejauhan. Pantas dinamakan turtle, karena emang bentuknya mirip kura-kura.
Tangweigo Hot Spring Park – Di sini terletak pusat hot spring (sumber air panas alami) yang mengalir di taman yang asri. Hebatnya, disediakan kolam-kolam kecil untuk siapapun merendam kaki dan gratis! Kalau mau berendam seluruh badan ya harus ke tempat permandian hot spring khusus di dalam gedung berkayu. Tiketnya murah kok, cuman sekitar Rp 36 ribu saja. Saya tentu nyobain, dan ternyata modelnya kayak onsen di Jepang yang kudu telanjang bulat! Nggak ada pilihan mix gender sih, tapi saya cukup syok karena ternyata cewek-cewek Taiwan gondrong-gondrong! #eaaa
Nah, tunggu apa lagi? It’s #TimeForTaiwan!
Tahun depan mesti ke Taiwan! ???
Cakep banget pemandangan perbukitan ngadep pantai gitu, jadi pengen ke Keelung 🙂
Yang di Lanyang Museum menarik ya, kira-kira ke dalamnya kita ikutan jalan miring gak? Seluruh wilayahnya bagus banget.
nggak miring lah 🙂
gondrong2,,,??? ngakak so hard :)))))
Kalo kita punya jd ngacung pigimana???
Gila film nya bagus banget , salam blogger medan kak
yang menarik perhatian saya dari catper ini ya museum Lanyang. Gileee, bisa miring gt yak.., kayak gedung yang tenggelam sebagian.
Aaaha, sempat kepikiran juga, lantai gedung berelevasi apa nggak? ternyata rata ya. hehehe
bisa ngos-ngosan kitaaa.
Terimakasih ya mbak sudah membagikan ceritanya.
punch nya oke banget soal si gondrong.ahahahha
Pegunungannya… wow. Di Taiwan alam nya bener2 terjaga bgt kyknya..
Disana tulisan2 nya dalam bahasa inggris ada semua ngga ya? takut kalo kesana bingung artinya HAHA
hehe
menarik
semoga bisa ke sana juga
mantap abizzzzzzzzzzz
Its time to Indonesia http://penginapandieng.net
semoga kesampaian kesini 😀
Gondrong?? maksudnya??? Hahaha gagal paham.
Baca postingan Mbak Trinity yang ini membuat saya pengen travelling ke Taiwan juga.
2 thumbs up mbak !!
http://www.didyrosyidi.id
gara gara nonton film nya sampe kesini hehe. keren keren.
Kayak Indonesia saja ia iklimnya tropis, tetangga banyak yang kerja di Taiwan 😀
Halo Mbak Trinity, saya sejak dulu ingin ke Taiwan, tapi jiper karena saya nggak bisa baca tulisan kanji. Apakah papan penunjuk jalan nama-nama tempat itu ada tulisan Latin-nya? Apakah Mbak Trinity sendiri berbahasa Mandarin atau dibimbing guide untuk baca plang-plang di sana?
Oh ya Mbak, boleh request tulisan nggak? Saya pengen tahu nih gimana cara naik MRT dan bis di Taiwan, terutama untuk jalan-jalan antara bandara, (new) Taipei City, Keelung, dan Yilan. Makasih Mbak 🙂
Ada tulisan Latin kok. Gampang sendiri! Caranya liat Google maps ?
Udah gugling, Mbak. Seneng liat banyak papan yang pake tulisan Latin. Makasi yaa
sumpaaahhh kerennn kak,, jadi pengen makin kesanaa :))))))
http://www.thebromoijentours.com
Pemandangannya.. Superb! Mau ke Taiwan juga..
CAKEP BANGET PEMANDANGANNYA!!!!
Tapi gue pengen keliling indonesia dulu deh kak. Pengen rasain Indonesia dulu sebelum ke luar negeri. Hehe
?
bagus bagt
Wah, wajib jadi bucket list tahun depan nih. Smoga masih dikasih waktu dan rejeki..
See my weirdo & unique story
fromjourneytostory.wordpress.com
luar biasa mengagumkan…
budaya dari taiwan menyatu dengan alam, itu sangat menarik
Wih tempat wisatanya banyak dan lengkap mbak 😀 Jadi pengen ke taiwan, apalagi ke Jiufen Old Street-nya
Barusan iseng liat di youtube film nya… dan insirasi bgt buat aku .. semoga bisa keliling2 jg ..
Thankyouu kak
Keren.
Harus ke Taiwan tahun ini.
lutut kiri nya gmn mbak? udah sembuh sepenuhnya?
maaf mba sebelumnya mau tanya, kenapa di sini tidak ada iklan google, padahal di setiap ak buka blog, tutorial, wisata, masak dll bnyak iklan nya…
Krn emang ga pasang iklan
trus dapat penghasilannya dari mana mb klo bukan dari iklan
Buset bang, penghasilan kan ga melulu harus dari iklan,
Berkarya aja deh kaya Teh trinity ntar uang dateng dengan sendirinya.
halo kak trinity, saya suka filmnya ckck
kak bisa minta gmailnya nggk? ada yang mau diomongin nihhh
Pemandangan alamnya cakep bener, tapi Indonesia lebih cakep.
Surga ke 2 http://www.diengnesia.com