Tidak Semua Pramugari Seksi

Sejak duduk di bangku TK, saya bercita-cita menjadi pramugari, pikiran saya waktu itu rasanya enak bisa jalan-jalan ke mana-mana. Namun sejak SD saya sudah memakai kaca mata, jadi gagal lah cita-cita saya. Belum lagi penampilan saya yang bukan pramugari banget. Hehe! Memang pramugari bagaikan role model, mereka cantik, tinggi, langsing, rapih, dan ramah. Suatu hari teman saya berkomentar, “Enak banget pramugari Citilink, kerjanya cuman ngasih Aqua gelas.” Pemikiran ini salah, sebab fungsi utama pramugara dan pramugari di pesawat terbang adalah flight safety, malah service adalah nomer dua. Kenapa pramugari pramugara tinggi-tinggi ya untuk alasan sederhana saja, supaya nyampe kalau menutup bagasi di atas kursi penumpang. Masalah good looking, usia, ukuran tubuh, dan kaca mata adalah relatif, tergantung dari kebijakan masing-masing perusahaan penerbangan.


Pramugara pramugari dari penerbangan asal negara Asia Tenggara is the best. Buktinya The Best Cabin Crew pasti dimenangkan oleh Singapore Airlines atau Malaysian Airlines. Mungkin karena budaya kita yang gila hormat dan senang dilayani sehingga servis pramugara pramugari dibuat paling oke. Pramugarinya pun langsing-langsing, bahkan ukuran pinggangnya mungkin selebar satu paha saya saking kecilnya. Gendut sedikit, mereka di-grounded – tidak boleh terbang sampai kurus lagi (tentu ukuran ‘gendut’-nya Singapore Airlines tidak manusiawi bagi saya). Sedangkan pramugaranya juga ganteng-ganteng, meskipun bermata sipit tapi mukanya seperti penyanyi F4. Saya penasaran juga sama pramugara Royal Brunai. Maaf, cowok-cowok Brunai kan ga ada yang cakep menurut saya, paling cakep pun mukenye kayak B’Jah. Rupanya tidak ada pramugara yang Melayu, semuanya Cina dan lumayan menyenangkan untuk dilihat. Kalau Garuda Airlines bagi saya juga oke, meskipun mereka saya kategorikan ‘dewasa’ bila dibandingkan dengan pramugari penerbangan lokal lainnya seperti Lion, Batavia, Sriwijaya, dll.


Setelah saya ‘berpengalaman’ naik pesawat terbang non Asia Tenggara, barulah saya sadar bahwa pramugara dan pramugari itu tidak semuanya ganteng–macho, atau cantik–langsing. Tidak usah jauh-jauh, di Sri Lankan Airlines, pramugarinya mengenakan seragam kain Sari seperti baju kebangsaaannya India yang bagian perut dan pinggangnya terbuka. Tapi orang Sri Lanka itu berkulit hitam, turunan Tamil, dan mereka badannya tidak tipis bagaikan orang Singapura. Jadilah daging berlebih di bagian perut dan pinggangnya mencelat ke luar dan berwarna hitam berbintik-bintik pula. Hiii!


Dalam penerbangan asal negara Arab seperti Gulf Air atau Emirates Airlines, jangan dikira pramugarinya mengenakan jilbab. Mereka justru memakai seragam biasa dengan tambahan topi kecil bercadar tipis, seperti Ginny in the Bottle. Nah seperti yang sudah pernah saya ceritakan sebelumnya, menurut saya pramugara Emirates lah yang paling guanteng-guanteng. Ih, sampe kalo diajak ngomong saya bisa bengong karena takjub. Lucunya, peragaan keselamatan lewat tivi modelnya justru bukan pramugara yang ganteng-ganteng itu, tapi bapak-bapak tua, gendut, berkumis tebal a la Pak Raden dan bermuka sangat Arab, persis kayak di Tanah Abang.


Di Quantas, pertama kali saya melihat ada pramugara yang gay golongan bottom alias cowok yang menjadi perempuan dalam hubungan ‘kehombrengannya’ dengan cowok lain. Begitu si pramugara mendatangi saya dan menawarkan kopi, cara dia menuangkan teko ke cangkir saya sangat bencong banget dengan kelingking yang selalu tertekuk ke luar. Begitu dia jalan, apalagi, ketahuan banget kalau dia gay. Tahu kan maksud saya?


Nah, kalau penerbangan Eropa lebih parah lagi. Pramugara dan pramugarinya tidak ada yang muda. Pernah saya naik Swiss Air, sepesawat dilayani 3 oom-oom pramugara, berkacamata, dan gendut pula, persis seperti tokoh film seri Mr. Belvedere. Atau waktu saya naik Austrian Airlines dan British Airways, kami dilayani oleh pramugari yang semuanya tante-tante tidak langsing dengan rambut keriting awut-awutan. Di Lufthansa bahkan banyak juga pramugara yang gay. Saya penasaran pengen lihat para gay itu memperagakan keselamatan, tapi ternyata lewat tivi – modelnya pun kartun, bukan manusia. Tapi soal servis, mereka masih mending lah, paling tidak saat menawarkan bahasanya masih sopan, “Would you like to have coffee or tea, ma’am?”


Paling parah menurut saya adalah penerbangan lokal di Amerika Serikat. Delta Airlines maupun United Airlines dilayani oleh pramugara kakek-kakek dan pramugari nenek-nenek. Udah ubanan, berkaca mata melorot, gendut, tidak ramah lagi. Pas membagikan makanan di nampan tanpa basa-basi, dilempar begitu saja di meja. Saat menawarkan minuman, cuman bilang, “Coffee? Tea? Coke?”. Salah satu pramugari tua gendut yang berkulit hitam menawarkan saya softdrink kalengan, dia bahkan meminta saya untuk membuka sendiri kalengnya karena kukunya yang panjang tidak bisa mencongkel dan takut merusak kuteksnya yang berwarna norak. Sialan!


Yah maklumlah di negara Barat dengan jumlah penduduk yang sedikit dan generasi muda yang jarang (plus hukum persamaan hak), membuat sulit mencari pramugara pramugari yang muda dan seksi. Selain itu, saking seringnya orang di sana bepergian dengan menggunakan pesawat terbang, perusahaan penerbangan pun kurang mengutamakan servis. Tanpa servis yang baikpun, orang pasti naik pesawat – yang penting sampe tujuan.

20 Comments

  • wiwid
    February 13, 2009 11:54 am

    halo…q wiwid
    wah,,pengalaman kamu banyak banget ya…
    o y,sekarang kamu udah jadi pramugari belom

  • Trackback: Lesson Learned » The Naked Traveler
  • gabybali
    March 4, 2009 10:35 am

    Hi Mba T!Thanks for the post! Such a funny story you wrote here! When I was a child I had always wanted to be a stewardess, but with my height (i won’t tell you how ‘tall’ I am ..hihi)& big glasses I knew it was a ridiculous idea.

    Does the lufthansa steward has a “keriting” fingers when serving your coffee – lol

  • Buburkacangijopakeketanitem
    March 4, 2009 11:00 am

    Hello Mbak T,
    gue dari kecil juga pengen banget jadi pramugari, cuma waktu lulus SMA gak dpt ijin, baru setelah umur gue 28 dapet ijin 😛 , ngelamar ke Emirates, gagal, katanya kurang kuat pas tes ke 2 🙁
    tapi diterima jadi pramugari haji, saudi Arabia, sayangnya waktu itu ada tawaran ke Amrik, yah sudah gagal lagi deh…

    pengalaman gue naik Northwest:
    it was like you were baby-sitted by your grandparents :))

    Peace yoo..

  • Caessar pronocitro
    March 26, 2009 11:41 pm

    Waw, bgs juja critanya, tnyata gak selalu orang yg kurang ‘perfect’ tidak diperhitungkan,,,

  • kiki
    April 22, 2009 10:30 am

    pelayanan nya kurang bagus dan tidak memuaskan
    suka ada yang ciuman didepan umum yang bernama rizki tlong
    itu dipecat

  • Anonymous
    April 23, 2009 1:49 pm

    tp menurutku bagian yg ceritain pramugari srilangkan airlines memang a bit offensive c mbak, trus ga perlu la d tambah kata “hii!!.

  • nicho
    May 8, 2009 8:20 pm

    Wah, ternyata dari kecil Ms.T udah cita-cita mau jalan-jalan ya? Hehe…

    Hmmm…sekali lagi bangga abis baca postingan Ms.T
    Ternyata maskapai dari Asia Tenggara paling tokcer dari segi service

  • Caesle
    June 12, 2009 5:14 pm

    aku pengen banget jadi pramugari, ya lumayan lah wajah N fisikku ‘gak buruk2 amat meskipun aku ‘gak ada blesterannya,,kedua ortuku orang jawa semua,,
    tapi mimpiku itu tak pernah berani kuceritakan ke orang lain karna aku takut kedua ortuku tak mampu menyekolahkanku di sekolah pramugari,,kalo’ ada yg mao menyekolahkanku N mewujudkan mimpiku jadi seorang pramugari sukses pasti aku tak kan melupakan jasa orang itu,,mungkin aku harus menunggu mukjizat dr Tuhan dulu kali ya?????

  • anakrantaupenginjalan
    November 24, 2009 9:53 pm

    wakakak,,,aku jadi inget pengalaman ku pas ikutan ngelamar ‘pramugari haji’ mbak,,,gile, waktu itu aku khan cuman pengen nebeng umroh aje, ato minimal bisa ngeliat unta arab lah….selain itu anak rantau pan harus banyak akal mbak, ada kerjaan yg katanya gaji nye lumayan gede untuk ukuran 3 bulan aje…Yaaah ikut daftar aje….meski tampang kagak ada pramugarinya—tomboy abis….PD ngelamar…apapun tuk traveling (yg gratis pa lagi) bakal gw jabanin deh (asal halal lho mbak)

  • nandaR
    December 17, 2009 12:11 pm

    kua ga pernah ngerti kenapa ga diterima sekalinya diterima di airlines asing bukan jd flight attendant malah jadi officer.kesel!!!

  • grosir baju wanita
    March 11, 2010 10:19 am

    saling berbagi crita..
    ak seneng baca’e.. hehe..

  • natasya
    March 19, 2010 5:09 am

    Aku pnya 2 tante,jd pramugarh emirate, base-nya di dubai. mereka nawarin aku juga.. tapi binun kirim cv-nya kemana… ad yg tau gaaa? please..

  • grammar
    September 5, 2010 9:21 am

    di-grounded? maksudnya grounded ya?

    kalau deleted (di-delete), situ bacanya juga di-deleted?

  • aVoyager
    October 19, 2012 1:01 pm

    Teman sekantor saya yang orang Canada kaget waktu dia ke Asia karena pramugarinya muda-muda dan cantik-cantik. Mereka cerita kalau di Canada itu pramugarinya umur 50an ke atas semua. Saya yang gantian kaget dengar cerita mereka.

    Btw, baca postingan lama di tahun 2012 ini, kemudian baca komen pertama dari wiwid tahun 2009 bikin ngakak, “o y,sekarang kamu udah jadi pramugari belom” <– hahahahaha

  • flandy meta pradana
    February 15, 2015 6:23 am

    Selamat pagi mbak trinity. Ada sesuatu yg ingin saya diskusikan secara personal dengan anda. Tolong kontak saya ke email klikfay@gmail.com thx

  • Wow
    May 10, 2015 8:26 pm

    After reading your post, I find it very offensive. Gue cewek yang straight, tapi emang kenapa kalo ada air steward yang gay? Emang ganggu lo? Toh dia juga ga ngapa2in lo.. Trus ngapain juga perlu rasis ama orang yg kulitnya hitam? Kalo emang mereka service-nya jelek gue ngerti, tapi bener2 ga ada hubungannya sama sekali sama warna kulitnya.
    Gue mending di layanin ama pramugara yang gay tapi baik daripada lo yang make judgements on people based on their sexuality and skin colour.
    Super duper offensive, dan mungkin lo ga pernah di ajarin yg bener sampe lo bisa discriminate other human beings. Justru lo yang menjijikkan.

    • Trinity
      May 14, 2015 1:37 pm

      Saya minta maaf tapi saya sama sekali tidak bermaksud SARA. Perlu diketahui, tulisan ini dibuat pada tahun 2005 dan sudah direvisi di buku. Terima kasih.

  • dhey (@dheyzzzzz)
    March 19, 2017 5:41 pm

    Seolah yang menulis cantik jelita sahaja.

  • Ricky Nz
    January 15, 2019 6:32 am

    Ya elah male flight attendants hampir 80% gay kali. But who cares yg penting mereka do their job, gak semua gay bersikap feminin, itu stereotype tentang cowok gay yg ada di pikiran straight people. In fact as i said above 80% of male flight attendants are gay, cuma kamu gk nyadar aja.

Leave a Reply

Leave a Reply